Sisa Kuota Beras Impor 219 Ribu Ton Akan Masuk hingga Mei

Beras tersebut berasal dari India dan Pakistan sebanyak 20 ribu ton, sementara sisanya dari Thailand dan Vietnam.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 10:00 WIB
20151112-Beras Vietnam-Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta
Tumpukan karung beras asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). Beras impor sebanyak 27 ribu ton tersebut direncanakan pemerintah untuk menjaga kestabilan persediaan beras nasional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan sisa kuota beras impor sebanyak 219 ribu ton akan masuk ke Indonesia hingga Mei mendatang. Beras tersebut berasal dari India dan Pakistan sebanyak 20 ribu ton, sementara sisanya dari Thailand dan Vietnam.

"Untuk yang 500 ribu itu tadinya kita tetap bertahan sampai akhir Maret. Thailand dan Vietnam itu sanggup, tapi India dan Pakistan itu tetap enggak sanggup. Tapi kalau kita enggak kasih marah dia, karena kita defisitnya sudah banyak," ujar Darmin di Kantornya, Jakarta, Senin (19/2/2018).

"Khusus untuk itu (India dan Pakistan) cuma 20 ribu ton, kayaknya dia sanggupnya Mei. Saya enggak tahu pertengahan atau akhir," ujar Darmin.

Beras impor tersebut nantinya akan digelontorkan ke pasaran untuk menstabilkan harga jelang momen Ramadan dan Lebaran 2018. Hal ini telah dikoordinasikan dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno, dan Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Djarot Kusumayakti dalam rapat koordinasi.

"Tadi kita tidak bicara soal panen soal yang lain-lain. Kita hanya bicara soal operasi pasar. Apa yang bisa dilakukan supaya harga ini bisa didorong terus. Apa yang harus dilakukan tentu saja kita hitung stok mereka sekarang yang terpakai dikurangi kebutuhan untuk rastra dalam bentuk beras," ujar dia.

Terkait alokasi beras impor yang bakal dipakai untuk operasi pasar, Darmin menegaskan, tidak ada komposisi detail mengenai penggunaannya. Sebab, apabila beras telah masuk ke gudang Bulog, maka tidak dapat dirinci mana yang cadangan mana yang impor.

"Jadi tidak lagi kita bedakan secara tegas berapa yang impor. Kita gunakan tergantung untuk intervensi pada beras yang lebih bagus, ya kita pakai beras impor. Beras impor itu lebih bagus walaupun harganya lebih murah," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Tonton Video Pilihan Ini:

Bulog Gelontorkan 400 Ribu Ton Beras Impor dan Lokal ke Pasar

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai menggelontorkan 400 ribu ton beras untuk menstabilkan harga di pasaran jelang masa puasa dan Lebaran 2018. Jumlah beras tersebut merupakan gabungan antara beras produksi dalam negeri dan beras impor.

"Untuk operasi pasar murah, itu targetnya sampai nanti menjelang puasa sekitar 400 ribu ton. Sekarang baru jalan ya, mulainya tadi malam. Kita campur semua (lokal dan impor)," ujar Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Sebanyak 400 ribu ton beras tersebut akan disalurkan langsung kepada masyarakat, pedagang besar dan pengecer. Untuk harga beras akan disesuaikan dengan harga CBP (Cadangan Beras Pemerintah) untuk beras pemerintah dan HET (Harga Eceran Tertinggi) untuk beras cadangan Bulog.

"Bukan ke pasar saja tapi utamanya ke direct ke konsumen jadi kita akan banyak menggunakan outlet yang ada maupun pedagang pengecer atau pedagang besar," jelas Djarot.

"Harganya semua CBP kan medium minus sedikit ya, jadi harganya sekitar Rp 8.600 per kilogram (Kg) kan di eceran. Kalau beras Bulog yang bagus itu sesuai HET (Rp 9.450 per Kg)," tambahnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya