Bulog Belum Mampu Penuhi Kuota Impor Beras 500 Ribu Ton

Bulog telah impor beras 261 ribu ton hingga akhir Februari 2018. Beras itu didatangkan dari Thailand, Vietnam, India dan Pakistan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Mar 2018, 09:20 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2018, 09:20 WIB
20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog pada akhirnya tak mampu memaksimalkan kuota impor beras yang diberikan pemerintah sebanyak 500 ribu ton.

Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan, sampai akhir Februari, beras yang berhasil didatangkan Bulog hanya sebesar 261 ribu ton.

"Sisanya tidak bisa didapatkan karena izinnya cuma diberikan sampai akhir Februari," kata Wahyu kepada Liputan6.com, Minggu (11/2/2018).

Bulog sendiri mendapatkan kuota impor tersebut pada awal Januari 2018. Dengan minimnya batas waktu yang diperoleh tersebut membuat perusahaan sedikit kesulitan mencari beras di beberapa negara.

Sebanyak 261 ribu ton yang diimpor Bulog tersebut adalah beras kategori umum seperti yang diperintahkan dalam izin impor. Impor ini dilakukan semata-mata hanya untuk menjaga stok yang dimiliki Bulog. Beras-beras ini dikumpulkan Bulog dari berbagai negara, di antaranya Thailand, Vietnam, India, dan Pakistan.

Wahyu berpendapat, jika impor beras 500 ribu ton tersebut bisa maksimal, seharusnya izin impor dikeluarkan pemerintah pada Oktober 2017. "Dengan demikian di Januari 2018 itu beras sudah mulai masuk," tegas Wahyu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Kata Bulog

Redam Lonjakan Harga Beras Bulog Perpanjang Operasi Pasar
Para pedagang umum di beberapa pasar tradisional Bengkulu mulai merubah strategi dengan ikut menjual beras milik Bulog (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog mengakui jika pihaknya tidak mampu mengejar target impor beras sebanyak 500 ribu ton.

"Kondisi ini saya laporkan kepada pemerintah, bahwa hasil kami dapatkan hanya sekian," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayekti.

Djarot mengatakan masih menunggu perintah selanjutnya guna menambah kuota impor atau memperpanjang waktu. "Saya tidak dalam posisi itu. Jadi sepenuhnya kebijakan regulator."

Ia menegaskan, pihaknya sudah melakukan negosiasi dengan eksportir terkait kuota impor secara maksimal. Namun, kebijakan tersebut bersifat kondisional. Selain itu, semua jadi evaluasi dan analisis dari regulator.

Djarot mengklaim nantinya permasalahan kuota impor yang belum terpenuhi tidak memengaruhi harga beras. Apalagi, kebijakan impor hanya memperkuat cadangan beras pemerintah.

"Impor itu disimpan dan nanti baru dikeluarkan setelah ada putusan dari Rakortas, kapannya ya tergantung kondisi," tutur Djarot. (Yas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya