Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Achmad Kusna Permana, mengatakan bahwa Bank Muamalat memiliki potensi berkembang yang sangat besar di industri perbankan syariah. Namun potensi tersebut belum tergali dikarenakan tidak cukupnya modal yang dimiliki.
Oleh karena itu, Achmad melanjutkan, perusahaan membutuhkan suntikan dana baru agar bisa melakukan ekspansi bisnis. Ia pun mengajak para investor lokal serta pemerintah untuk menanam modal di Bank Muamalat.
"Menurut saya ini adalah momentum untuk bisa kalau ada lokal investor apalagi kalau bisa masuk dari pemerintah gitu ya karena momentumnya sangat tepat," kata Achmad di Gedung DPR RI, Rabu (11/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sejauh ini sudah ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menunjukkan ketertarikan untuk menanamkan modal. Namun belum ada satu pun yang mengajukan diri secara terang-terangan.
"Sudah ada (BUMN) yang mendekat. Sudah ada pembicaraan dengan BUMN, bank maupun dengan induk juga ada. Dengan pemegang saham juga sudah ada, mudah-mudahan bisa direalisasikan," ujarnya.
Achmad menjelaskan, bank syariah yang merupakan anak perusahaan BUMN juga bisa masuk ke dalam penyertaan modal Bank Muamalat.
"Mekanismenya bisa lewat induknya kemudian mereka masuk langsung ke right issue." jelas dia.
Butuh Rp 4 Triliun
Achamad mengatakan, Bank Mumalat membutuhkan sekitar Rp 4,5 triliun untuk penguatan modal. Angka tersebut bisa saja berubah disesuaikan dengan rencana ekspansi bisnis apa saja yang akan dilakukan.
Suntikan modal tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis sekaligus menyiapkan pencadangan.
Selain rights issue ada banyak cara lain untuk bisa menanaman modal di Bank Muamalat.
"banyak sekali skenarionya, Tergantung nanti model bisnis kita bangun. Maka ketika ketemu investor saya minta minimum kita proyeksi 3 tahun seperti apa. Sepanjang 3 tahun butuh modal berapa tambahan," tutup dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement