Selain Sirkuit MotoGP, Resort Mewah Bakal Dibangun di Mandalika

Menteri BUMN Rini Soemarno meletakkan batu pertama (groundbreaking) proyek pembangunan Paramount Lombok Resort & Residence di Kawasan Khusus Pariwisata Mandalika (The Mandalika)

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Apr 2018, 11:54 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 11:54 WIB
Dok Foto: PT PP Tbk
Dok Foto: PT PP Tbk

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meletakkan batu pertama (groundbreaking) proyek pembangunan Paramount Lombok Resort & Residence di Kawasan Khusus Pariwisata Mandalika (The Mandalika). Proyek ini hasil kolaborasi antara perusahaan pelat merah dengan perusahaan lain. 

Proyek ini digarap oleh PT Pembangunan Perumahan atau PP (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT PP Properti Tbk yang bekerja sama dengan EBD Paragon, dan dibangun di atas lahan seluas 7,65 hektare (ha). Targetnya, resort senilai Rp 1,3 triliun ini sudah bisa mengoperasikan lebih dari 400 kamar pada 2020. 

Kawasan The Mandalika dikembangkan oleh BUMN Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Pembangunan Paramount Resort merupakan bukti kepercayaan investor terhadap komitmen ITDC dalam melakukan percepatan pengembangan The Mandalika.

"Masuknya investasi PTPP dalam proyek Paramount Lombok Resort & Residences, ini merupakan wujud nyata sinergi BUMN dalam pengembangan The Mandalika. Ini bukti sinergi BUMN untuk membangun perekonomian daerah," kata Rini, Rabu (18/04/2018).

Pembangunan Paramount Lombok Resort & Residences ini menyusul sejumlah pembangunan hotel berbintang berskala internasional di The Mandalika yang telah dimulai sebelumnya, seperti Hotel Pullman dan Hotel Royal Tulip.

Hotel Pullman berkapasitas 270 kamar telah mulai dibangun pada Oktober2017 dan Hotel Royal Tulip berkapasitas 198 kamar telah groundbreaking pada 26 Maret 2018. Selanjutnya, akan dilakukan pembangunan Hotel X2 yang rencananya berkapasitas 240 kamar, Hotel Grand Mercure berkapasitas 342 kamar, Aloft by Marriot berkapasitas 173 kamar, dan sejumlah hotel lain.

Secara total, ITDC hingga saat ini telah berhasil mengantongi komitmen investasi senilai total Rp 13,5 triliun dalam rangka pengembangan The Mandalika. Selain investasi hotel dan resort, ITDC juga telah meraih komitmen Vinci Grand Project, BUMN asal Perancis untuk mengembangkan Mandalika Street Race Circuit Cluster. Proyek cluster seluas 120 ha tersebut akan melengkapi akomodasi berkelas internasional di The Mandalika.

Sementara dari sisi penyerapan tenaga kerja, Mandalika mampu menyerap hampir 5.000 orang tenaga kerja secara bertahap dalam lima tahun ke depan. Dalam jangka panjang, diproyeksikan pengembangan The Mandalika dapat menarik tenaga kerja mencapai 56 ribu orang hingga 2030.

 

 

Belum Tersertifikasi, Medium Tank Buatan Pindad Sudah Jadi Incaran Negara Lain

Pindad Produksi Tank Medium untuk Saingi Leopard Buatan Jerman (Deny/Liputan6.com)
Pindad Produksi Tank Medium untuk Saingi Leopard Buatan Jerman (Deny/Liputan6.com)

Sejak diperkenalkan perdana pada perayaan HUT TNI ke-72 pada 5 Oktober 2017 di Dermaga Kiat Indah, Cilegon, tank medium besutan PT Pindad yang berkolaborasi dengan FNSS Turki mampu menarik perhatian mancanegara. Sejumlah negara menyatakan minatnya untuk membeli tank yang berfungsi sebagai kendaraan tempur itu.

"Beberapa negara sudah menunjukkan minatnya. Negara ASEAN ada, negara non-ASEAN juga ada. Mereka sudah mulai mengincar, bahkan mengundang kita (untuk presentasi)," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Ade Bagdja dalam Press Gathering di Bandung, seperti dikutip pada 16 April 2018. 

Ade menolak menyebutkan negara yang dimaksud dengan alasan belum saatnya. Apalagi, kendaraan tempur itu belum melalui uji sertifikasi. Namun, ia menyebut kurang dari 10 negara yang sudah menyampaikan minatnya pada tank buatan dalam negeri itu.

Ade mengungkapkan uji sertifikasi tank medium direncanakan bakal dikerjakan pada pertengahan tahun ini. Uji itu di antaranya meliputi uji antiranjau untuk mengetahui ketahanan atas ledakan dan uji jangkauan.

Pengujian tersebut dilakukan secara internal yang bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan dan diperkirakan memakan waktu antara 6 bulan hingga 1 tahun.

"User kita, TNI, juga baru akan menerima produk kita bila sudah ada sertifikasinya. Rencananya batch pertama (produksi) itu pada 2019-2020," tutur Ade.

Pada tahun lalu, Kementerian Pertahanan menyampaikan akan memesan 100 unit medium tank dari PT Pindad. Bila proses sertifikasi berjalan lancar, TNI selalu pengguna berarti bisa menggunakan tank tersebut paling cepat pada 2020.

Ade juga mengatakan produk medium tank PT Pindad juga akan bersaing dalam tender produk pertahanan internasional di kawasan.

Meski belum disertifikasi resmi, spesifikasi medium tank yang dimiliki, dinilai memenuhi standar para pengguna dan dinilai bisa bersaing dengan produk buatan Eropa Barat dan Korea Selatan.

"Kita kan sudah menunjukkan performance-nya di parade di Cilegon kemarin. Hanya memang, detail spesifikasinya akan disampaikan dalam sertifikasi," kata Ade.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya