Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk membagikan dividen dari laba bersih kepada pemegang saham dan pemerintah senilai Rp 16,6 triliun atau 75 persen dari laba bersih 2017.
Adapun laba bersih Telkom mencapai Rp 22,1 triliun sepanjang 2017, naik 14,4 persen dibandingkan 2016 sebesar Rp 19,35 triliun.
Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga, menuturkan jika pembagian dividen terbagi menjadi dua bagian, yakni 60 persen senilai Rp 13,3 triliun secara tunai atau Rp 134,13 per lembar saham.
Advertisement
Sementara sisanya 15 persen atau senilai Rp 3,3 triliun, Rp Rp 33,53 per lembar saham merupakan dividen spesial. Sementara Itu, sisanya sebesar 25 persen atau Rp 5,5 triliun merupakan laba ditahan."Dividen tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir, "Â kata dia di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Perseroan juga berhasil meraih pendapatan Rp 128,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2 persen dibanding 2016 sebesar Rp 116,33 triliun.
Sedangkan EBITDA perseroan tumbuh 8,6 persen menjadi Rp 6,4 triliun. Dari sisi profitabilitas margin laba bersih meningkat 0,7 persen menjadi 17,3 persen.
"Hal ini menunjukan bahwa tingkat profitabilitas dapat terjaga dengan baik. Performa keuangan yang baik tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh di tengah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat,"Â dia menambahkan.
Dia menuturkan dividen tunai dan dividen spesial akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 11 Mei 2018 pukul 16.15 WIB.
Sedangkan dividen tunai dan dividen spesial akan dibagikan secara sekaligus selambat lambatnya tanggal 31 Mei 2018.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Kinerja di Atas Industri, Saham Telkom Diprediksi Masih Jadi Pilihan
Kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)Â atas rata-rata industri sepanjang 2017. Saham perseroan pun dinilai tetap menjadi pilihan bagi investor.
Ini seiring tingkat profitabilitasnya yang tinggi, dibanding emiten sejenis di sektor telekomunikasi yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Riset Narada Kapital, pada 18 April 2018 menyatakan Return on Equity (ROE) Telkom pada akhir tahun 2018 bisa mencapai sebesar 20 persen.
ROE menunjukkan tingkat profitabilitas emiten mengacu pada tingkat pengembalian laba terhadap modal. Angka ROE yang tinggi menjadi salah satu indikator saham tersebut layak dikoleksi oleh investor.
"Kami melihat harga wajar saham Telkom pada 12 bulan mendatang akan berada di level Rp 4.950. Masih terdapat potensi kenaikan harga saham Telkom sebesar 25,58 persen dari harga saat ini di level Rp 3.690. Kami melihat Telkom di tahun 2018 ini Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS)bisa tumbuh 12persen dari EPS tahun 2017 sebesar Rp 219 menjadi Rp 245 di akhir tahun 2018," tulis Kiswoyo Adi dari Narada Kapital dalam kajian itu.
Dia mengatakan, kemungkinan besar pada bulan Juli atau Agustus 2018 Telkom akan meluncurkan satelit terbarunya yaitu satelit Telkom 4. Total investasi keseluruhan untuk Telkom 4 sebesar USD 190 juta.
Satelit Telkom 4 direncanakan membawa 60 transponder, sebanyak 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan domestik, sedangkan sisa 24 transponder akan dipasarkan untuk India. Satelit Telkom 4 dapat meningkatkan pendapatan dan net profit Telkom dari menyewakan transponder.
"Pendapatan dan net profit TLKM juga diprediksi akan meningkat selama masa Lebaran. Hal ini terjadi dikarenakan meningkatnya kebutuhan akan penggunaan telepon dan data seluler selama bulan lebaran," jelas dia.
Â
Advertisement