Erupsi Gunung Agung Tak Ganggu Penerbangan ke Bali

Laporan yang dilansir Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan bahwa Gunung Agung bali teramati mengalami erupsi pukul 05.39 Wita.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mei 2018, 18:20 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2018, 18:20 WIB
Gunung Agung
Gunung Agung di Bali. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung kembali erupsi pada Selasa pagi. Namun aktivitas vulkanik gunung tersebut tidak sampai mengganggu penerbangan menuju Bali dan sekitarnya.

Kepala Subbagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mia Ermaya mengatakan, hingga saat ini pihaknya tidak mengeluarkan pemberitahuan atau notice to airmen (Notam) terkait penutupan bandara atau penerbangan akibat hal ini.

"Belum ada notam," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (29/5/2018).

Dengan demikian, lanjut dia, erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada penerbangan. "Iya betul (tidak ada dampak)," tandas dia.

Sebelumnya, Gunung Agung kembali erupsi. Gunung setinggi 3.142 mdpl itu teramati mengalami erupsi pukul 05.39 Wita. Dari laporan yang dilansir Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tinggi kolam abu teramati 500 meter dari atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 6 mm dan durasi 4 menit 25 detik.

 

Level Siaga

lagi gunung agung erupsi
lagi gunung agung erpsi

Saat ini Gunung Agung berada pada status Level III atau Siaga. Dari laporan yang disusun Anwar Sidiq, berdasarkan pengamatan periode pukul 00.00-06.00 Wita terekam gempa letusan satu kali dan gempa terasa satu kali.

PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

PVMBG juga mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya