Liputan6.com, Jakarta Pekerja yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dinilai tidak memiliki alasan untuk melakukan mogok.
Vice President of Investor Relations and Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Hariandono menilai mogok terjadi bila memang adanya perselisihan industrial antara manajemen dengan pihak pekerja. Misalnya terkait dengan kesejahteraan para pilot yang tidak dipenuhi manajemen.
"Mogok itu kalau ada perundingan yang gagal. Sampai saat ini tidak ada perundingan yang gagal karena tidak ada perselisihan industri. Pilot sangat terjamin, semua dibayar, insentif kenaikan gaji, kita bayar sesuai waktu. Ini yang harus dipahami," ungkapnya di Penang Bistro, Jakarta, Sabtu (2/6/2018).
Advertisement
Selanjutnya kata dia, tuntutan yang berada di luar wewenang manajemen sehingga memang tidak dapat dipenuhi manajemen.
"Intinya (tuntutan) kurangi Direksi (Garuda Indonesia) dari 8 menjadi 6 ini tidak ada hubungan dengan industrial. Ini ranahnya Kementerian BUMN. Mereka minta itu diluar kewenangan Direksi, kalau ada (direksi) yang diganti itu kewenangan BUMN bukan Direksi," jelas dia.
Hendri menyampaikan catatan lain yang menjadi oleh pekerja menjadi alasan rencana mogok adalah kinerja perusahaan yang dinilai buruk. Padahal kinerja keuangan Garuda di Kuartal I 2018 sudah menunjukkan perbaikan.
"Kita tekan kerugian dari kuartal I tahun 2017 sebesar USD 100 juta menjadi USD 64 juta di kuartal I 2018, turun 36 persenKenapa karena kita low season. Memang masih rugi, tapi kita sudah tekan (kerugian)," kata dia.
Pertumbuhan revenue kuartal I 2018 sebesar 8 persen yang mengatasi pertumbuhan biaya yang sebesar 2,5 persen di kuartal I 2018, kata dia juga menunjukkan perbaikan keuangan.
"Kita bisa pertahankan predikat maskapai bintang 5 oleh SkyTrax. OTP (On time performance) kita sampai Mei 90 persen menjelang peak season ini positif," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Pengelola Bandara Harapkan Pilot Garuda Indonesia Urungkan Niat Mogok
Rencana pilot Garuda Indonesia untuk mogok saat momenn mudik Lebaran 2018 diharapkan tidak terjadi dan permasalah antara pihak maskapai dan pekerja dapat selesai.
"Kita mendengar dari press release pekerja, terus terang kami berharap ini (aksi mogok) tidak terjadi karena saya dengar sudah ada pertemuan Pak Luhut (Menko Maritim) dan Garuda Indonesia. Mudah-mudahan komunikasi selesai dengan baik," ujar Direktur Operasional dan Teknik Angkasa Pura II (AP II) Djoko Murjatmodjo mengharapkan agar di Jakarta, Sabtu (2/6/2018).
Dia mengatakan, jika aksi mogok tersebut sungguh terjadi akan berdampak pada terlantarnya penumpang di bandara sehingga membuat kondisi mudik tidak kondusif.
"Karena kalau ini terjadi akan terlantar, banyak penumpang di bandara karena pangsa pasar cukup besar," tutur dia.
Djoko mengungkapkan, sejauh ini, sebagai operator, pihaknya terus memantau perkembangan proses penyelesaian masalah antara Garuda Indonesia dan pekerjanya.
"Kami memantau perkembangannya dan kalau terpaksa terjadi, tugas kami sementara ini mencegah penumpang tidak datang berduyun-duyun ke bandar udara," ujar Djoko.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement