Modal dan Lahan Makin Sempit Jadi Kendala Petani Indonesia

Ketua Umum HKTI Moeldoko memaparkan masalah yang kini dihadapi petani Indonesia. Apa sajakah itu?

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jun 2018, 12:02 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2018, 12:02 WIB
(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Ketua Umum HKTI Moeldoko (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum HKTI, Moeldoko membeberkan sejumlah masalah yang saat ini dihadapi petani Indonesia. Salah satu tantangan menurut mantan Panglima TNI itu adalah sempitnya lahan yang dikelola.

"Rata-rata nasional lahan petani kita 0,2 sampai 0,3 hektare. Lahan yang kecil itu juga rusak karena penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang berlebihan," kata Moeldoko dalam acara Agriculture and Food Forum (ASAFF) yang diselenggarakan HKTI, di JCC, Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Permodalan juga masih menjadi kendala. Meskipun Pemerintah sudah hadir dalam berbagai program untuk membantu permodalan petani, tapi masih saja petani sulit mengakses perbankan.

"Aspek capital, modal petani kita tidak terbiasa berhubungan dengan perbankan, walau Pemerintah sudah punya KUR," ujar dia.

Penggunaan teknologi, kata Kepala Staf Kepresidenan ini juga masih belum terlalu menyentuh proses pengolahan lahan. "Management. Petani tidak terbiasa dengan pendekatan management. Mereka business as usual. 'Ya sudah seperti itu saja'," ujar dia.

Selain itu, pengelolaan pasca panen menjadi tantangan. Petani akan kehilangan hasil pertanian, sebanyak 10 persen kalau tidak dikelola dengan baik. "Saya harap melalui ASAFF ini persoalan-persoalan ini dapat dicari solusinya," tegas dia.

 

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.

 

 

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

 

HKTI Gelar Konferensi Pertanian dan Ketahanan Pangan

(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Ketua Umum HKTI Moeldoko (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menyelenggarakan Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) di Jakarta Convention Center (JCC), dari 28 Juni-1 Juli 2018.

ASAFF 2018 mengusung tema 'Transforming Challenges into Opportunities: Agricultural Innovation and Food Security'. Beberapa program kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu Konferensi Pangan Asia, Pameran Pertanian Asia, Forum Bisnis, dan Food Festival.

Ketua Umum HKTI, Moeldoko mengatakan pertanian Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Potensi tersebut harus terus dikembangkan dan diperkenalkan terus guna meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

"Melalui acara ini kita akan membicarakan masalah pertanian, inovasi dan industri terlintas yang berkaitan dengan food security," ujar dia. dalam pembukaan ASAFF 2018.

Dia pun berharap melalui ASAFF 2018 berbagai pihak yang berkecimpung di sektor pertanian dapat berdiskusi dan diharapkan dapat saling berbagi kiat berdasarkan pengalaman mengembangkan pertanian di wilayah masing-masing.

"Acara ini diikuti oleh beberapa negara tetangga, Seperti Singapura, Malaysia, India, Iran, Timor Leste, dan lainnya. Ini bisa menjadi etalase bagi produk khas dan unggulan Nusantara," kata dia.

"Kita juga mengajak negara lain untuk terlibat dan peduli pada isu food security, water security. Juga peduli pada sumber yang kita miliki," tandas Moeldoko.

ASAFF 2018 diikuti oleh 300 peserta dari berbagai kalangan, seperti pengurus HKTI, akademisi, juga perwakilannya dari negara tertangg. Ditargetkan jumlah pengunjung mencapai 5.000 di tiga hari pelaksanaannya.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya