Impor Beras RI Naik Terus, Bisakah Swasembada?

Indonesia bisa mengecap swasembada beras. Begini caranya.

oleh Bawono Yadika diperbarui 05 Jun 2018, 20:50 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 20:50 WIB
Dok Foto: Liputan6.com/Bawono Yadika Tulus
Dok Foto: Liputan6.com/Bawono Yadika Tulus

Liputan6.com, Jakarta - Asia tercatat sebagai pengimpor beras terbanyak di dunia. Adapun sebanyak 50,1 persen serealia (padi, jagung, dan gandum) diimpor sepanjang 2014. Impor beras oleh Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. 

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan Amerika Utara dan Eropa merupakan eksportir penting dan sumber pangan di dunia.

"Asia pengimpor beras terbanyak di dunia dan ini sumbernya dominan dari Amerika Utara dan Eropa," tuturnya di Cikini, Selasa (5/6/2018).

Andreas menambahkan, impor beras Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dia mengakui, total untuk impor pangan tujuh komoditas utama saja secara volume terus melonjak hingga akhir tahun lalu.

"Impor beras 2014 sebanyak 846 ribu ton, di 2015 ada 861 ribu ton, sedangkan 2017 sebanyak 307,53 ribu ton. Tiap tahun ini meningkat," ujarnya.

"Jadi total impor pangan tujuh komoditas utama secara volume terus meningkat dari 21,7 juta ton di 2014 menjadi 25,2 juta ton pada 2017," kata Andreas. 

 

Kunci Swasembada Beras

Seorang petani memanen padi yang dibudidayakan dengan teknik SRI Organik, varietas mentik wangi. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Seorang petani memanen padi (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Untuk itu, Andreas meminta agar Kementerian Pertanian berupaya mempertahankan produksi beras untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia.

"Menteri pertanian (Mentan) kalau bisa pertahankan produksi beras saja setiap tahunnya bisa kok kita swasembada. Enggak perlu meningkat produksi, kita sudah bisa swasembada, karena kita juga didukung dari sektor gandum," tegasnya.

Selanjutnya, Andreas menuturkan keterlibatan petani merupakan hal krusial dalam rangka pembangunan pertanian.

"Saat kita melupakan petani maka nonsense semua pembangunan pertanian ini. Impor kita ini kan naik semenjak tandatangan letter of intent dengan IMF tahun 90-an, IMF minta buka pasar pangan kita, tarif di nol-kan dan akhirnya beberapa industri tutup akibat akses dari sini, jadi sampai hari ini masih kerasa efeknya," kata dia.

Andreas lantas menyebutkan kunci agar produksi pangan bisa swasembada, antara lain peningkatan kesejahteraan petani, mempertahankan Jawa sebagai lumbung padi, diversifikasi produk, dan peningkatan produksi beras di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya