Harga Emas Menguat Imbas Dolar AS Lesu

Harga emas diperkirakan masih di bawah tekanan seiring the Federal Reserve tetap berada di jalur menaikkan suku bunga acuan.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jun 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2018, 06:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas mengakhiri penurunan empat hari berturut-turut pada perdagangan Jumat waktu setempat. Akan tetapi, harga emas melemah lebih dari lima persen sepanjang kuartal II 2018.

Penguatan indeks dolar AS berhenti sehingga mengangkat harga emas. Awal perdagangan, harga logam menguat usai data pemerintah AS menunjukkan pengukur inflasi yang lebih disukai di bawah pengawasan the Federal Reserve mencapai target dua persen pada Mei 2018.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik USD 3,5 menjadi USD 1.254,50 per ounce. Pada perdagangan Kamis, harga emas sempat ke level terendah USD 1.252, yang merupakan harga emas kontrak paling aktif sejak 13 Desember.

Secara mingguan, harga emas melemah 1,3 persen. Sepanjang Juni, harga emas turun 3,8 persen. Sedangkan selama kuartal II 2018, harga emas susut 5,5 persen.

"Harga emas mungkin akan tetap di bawah tekanan untuk sebagian besar pada kuartal berikutnya,” ujar Rob Haworth, Analis US Wealth Management, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (30/6/2018).

Ia menuturkan, the Federal Reserve tetap berada di jalur untuk menaikkan suku bunga acuan sehingga memberikan dukungan untuk dolar AS dan menekan harga emas.

Indeks dolar AS tergelincir 0,8 persen. Namun, selama sepekan indeks dolar AS naik 0,1 persen dan sepanjang Juni mendaki 0,7 persen.

Harga emas merosot didorong berdasarkan sejumlah risiko termasuk saham. Indeks Dow Jones cenderung menguat saat harga emas melemah. Selama Juni, indeks Dow Jones melemah 1,1 persen, indeks saham S&P mendaki 2,3 persen dan indeks saham Nasdaq bertambah 9,3 persen.

Penguatan dolar AS menekan harga emas. Hal itu terjadi di tengah ketidakpastian atas pertumbuhan global dan kecemasan meningkatnya ketegangan perang dagang. Faktor-faktor itu biasanya akan berikan dorongan untuk komoditas termasuk harga emas.

 

Emas Kehilangan Keampuhan sebagai Safe Haven?

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Namun dinamika yang terjadi membuat investor bertanya-tanya apakah emas juga kehilangan keampuhan sebagai aset investasi safe haven.

"Kami akan menunggu pada pekan depan untuk menentukan apakah dolar AS telah mencatatkan penguatan tertinggi. Harga emas dengan minat yang baik di posisi USD 1.247. Volume perdagangan kemarin disarankan dikunci investor ritel dan masih kejar titik terendah," kata Peter Hug, Direktur Kitco.

Harga logam lainnya antara lain harga perak untuk pengiriman September naik satu persen menjadi USD 16.198 per ounce. Selama sepekan, harga perak turun 1,6 persen dan bulanan hampir 1,8 persen.

Pergerakan harga logam lainnya yaitu harga tembaga susut 0,24 persen ke posisi USD 2.966 per pound. Harga kontrak paling aktif turun 3,1 persen selama sebulan. Harga platinum naik 0,3 persen ke posisi USD 857,70 per ounce. Sedangkan palladium naik hampir 2,2 persen menjadi USD 950,90 per ounce.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya