Meski Kaya Minyak, Rakyat Nigeria Hidup Miskin

Ada negara kecil yang tak punya SDA tapi ekonominya makmur. Tapi ada pula negara kaya minyak dan emas tetapi rakyatnya tetap miskin.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Jul 2018, 19:11 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2018, 19:11 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Sumber Daya Alam (SDA) memang tidak selalu memberi kepastian mengenai kemampuan ekonomi suatu negara. Singapura tidak bergantung pada SDA, tetapi makmur. Di lain tempat sementara Nigeria kaya SDA, tetapi menurut data terakhir, rakyat miskin di sana adalah paling banyak di dunia.

Dilansir dari Brookings, Nigeria baru-baru ini melewati India sebagai negara dengan penduduk miskin terbanyak di dunia. Terhitung ada 87 juta rakyat miskin di Nigeria, sementara di India terdapat 73 juta orang. Sebagai catatan, Nigeria memiliki populasi 198 juta orang.

Nigeria sendiri sebetulnya memiliki SDA yang melimpah; lahan agrikulturnya luas, minyaknya yang banyak mengantarnya sebagai anggota OPEC, dan di dalam tanahnya terdapat beragam mineral, dan negara ini terkenal sebagai pengekspor minyak bumi. 

Berdasarkan data Brookings, ada enam orang menjadi meski pada tiap menit di Nigeria. Sementara, kemiskinan India terus menerus menurun, dan Republik Kongo diproyeksikan akan mengambil peringkat dua dari India.

Dua per tiga rakyat miskin di dunia berasal dari Afrika. 14 dari 18 negara dengan kemiskinan ekstrem berasal dari Afrika.

Tidak hanya Nigeria yang memiliki SDA melimpah tapi terjebak dalam kemiskinan. Sebut saja Burkina Faso yang ternyata tanahnya kaya akan emas, tapi negara itu tetap masuk ke dalam deretan negara termiskin versi IMF.

Menurut Business Insider, kebanyakan negara-negara yang tergolong miskin menurut IMF memiliki kesamaan berupa adanya rezim otoriter dan banyaknya kasus korupsi. Akibatnya, hal itu menjadi masalah bagi para investor asing yang ingin menanam modalnya.

Kemiskinan di Indonesia Turun Jadi Satu Digit

Bikin Kumuh, Pedagang Pakaian Bekas Kuasai Trotoar Senen
Suasana lalu lintas di sepanjang trotoar kawasan Senen, Jakarta, Jumat (4/5). Menjamurnya pedagang pakaian bekas yang menguasai trotoar menimbulkan kesan kumuh. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan  penduduk Indonesia per Maret 2018 sebesar 9,82 persen. Angka ini terendah sejak era krisis moneter (krismon) pada 1998 silam. Adapun pada 1998, tingkat kemiskinan Indonesia mencapai 24,2 persen.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku bangga dengan angka kemiskinan yang baru dirilis BPS. Sebab angka kemiskinan sudah berada di bawah 10 persen.

"Istimewa, angka kemiskinan 9,82 persen. Ini kali pertama. Dalam sejarah," ujar dia pada perayaan the 10th anniversary Adaro di Hotel Ritz Charlton, Jakarta, Senin, 16 Juli 2018.

Dia mengisahkan bahwa Pemerintah Indonesia dari masa ke masa terus berupaya untuk menurunkan angka penduduk miskin. "Di bawah 10 persen itu remarkable, tapi kita tidak akan berhenti," kata dia.

Selain itu, Sri Mulyani juga mengaku gembira dengan angka gini ratio yang juga berada di 0,38. "Gini ratio, 0,38 sudah di bawah 0,39 di bawah 0,4," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya