Berdayakan Perempuan, OJK Dirikan Bank Wakaf di Yogyakarta

Bank Wakaf Mikro Usaha Mandiri Sakinah telah mendapatkan izin usaha dari Kantor OJK DIY pada 16 Mei 2018.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Agu 2018, 15:25 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2018, 15:25 WIB
Bank Wakaf di Yogyakarta. Dok OJK
Bank Wakaf di Yogyakarta. Dok OJK

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendirikan Bank Wakaf Mikro Usaha Mandiri Sakinah di Universitas Aisyiyah (Unisa), Yogyakarta. Pendirian bank wakaf ini bertujuan memperluas penyediaan akses keuangan bagi masyarakat kecil sekaligus meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan.

“Pendirian Bank Wakaf Mikro Usaha Mandiri Sakinah ini sesuai dengan nota kesepahaman OJK dengan Pengurus Pusat Aisyiyah, untuk mengembangkan keuangan syariahdalam pemberdayaan ekonomi perempuan,” Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangannya, Jumat (3/8/2018).

Wimboh mengharapkan, melalui skema pembiayaan Bank Wakaf Mikro, usaha-usaha mikro kecil di sekitaran wilayah Universitas Aisyiyah dapat lebih berkembang dan memberikan tambahan penghasilan sehingga ekonomi masyarakat menjadi lebih baik.

Bank Wakaf Mikro Usaha Mandiri Sakinah telah mendapatkan izin usaha dari Kantor OJK DIY pada 16 Mei 2018 dan merupakan bank wakaf mikro pertama yang didirikan di luar pesantren dan berdiri di wilayah Universitas Aisyiyah.

Bank Wakaf Mikro Usaha Mandiri Sakinah merupakan Bank Wakaf Mikro ke-2 yang diresmikan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya OJK meresmikan pendirian Bank Wakaf Mikro Almuna Berkah Mandiri di Krapyak, Kabupaten Bantul.

Bank Wakaf Mikro Usaha Mandiri Sakinah memiliki 300 orang calon nasabah dan 25 orang nasabah yang telah lulus Pelatihan Wajib Kelompok (PWK) akan mendapatkan fasilitas pembiayaan pertama sebesar Rp 1.000.000 yang selanjutnya akan terus meningkat seiring dengan perkembangan usaha nasabah.

Nasabah BWM Usaha Mandiri sebagian besar merupakan pedagang, baik pedagang kelontong, pedagang sembako di Pasar Pundung dan makanan di pasar kaget “Sunmor” UGM, pedagang aneka ragam makanan dan kue kering hingga empon-empon, serta penyuplai batik di Malioboro.

Skema pembiayaan melalui Bank Wakaf Mikro adalah pembiayaantan paagunandengan nilai maksimal Rp 3.000.000 dan margin bagi hasil yang dikenakan setara 3 persen per tahun. Dalam skema pembiayaan Bank Wakaf Mikro juga disediakan pendampingan bagi kelompok.

Secara nasional, sampai 30 Juni 2018 telah berdiri 26 Bank Wakaf Mikro di seluruh Indonesia dengan total pembiayaan sebesar Rp 6,052 miliar kepada 5.735 nasabah

Pemerintah Ingin Pesantren Jadi Penggerak Ekonomi RI

Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki
Abu Bakar Ba'asyir menjadi pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan peran pesantren untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu lewat program peningkatan produksi jagung bekerja sama dengan Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU).

Kali ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman kembali meluncurkan program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pondok pesantren menuju lumbung pangan dunia, di Makassar, Sabtu (28/7/2018). 

Pada peluncuran ini, sekaligus dilakukan penandantangan MoU Menteri Pertanian dengan MUI dan Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN). Hadir Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin, Ketua KMSN, KH. Solahudin, Ketua KTNA Nasional, Winarno Tohir dan Ketua MUI se Sulawesi Selatan.

Amran mengatakan, program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pesantren ini sebagai wujud dan implementasi arus baru ekonomi indonesia melalui Koperasi dan UMKN.

Lantaran jika umat bisa digerakan semua, Indonesia pasti bisa menguasai dunia, menjadi negara super power. "Kerja sama dengan MUI dan KMSN di era Pemerintahan Jokowi-JK ini pertama dalam sejarah. Polanya langsung action, kita sudah kerjakan lebih awal, diformalkan hari ini. Kita kerja dulu baru MoU, yang jelas yang kita butuhkan adalah hasilnya, rakyat menunggu. Kalau umat bergerak, Indonesia pasti hebat," ungkap Amran dalam keterangan tertulis.

Amran menekankan, Kementan bertekad  terus mengoptimalkan bantuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi umat.

Hal ini bisa dicapai melalui kerja sama dengan MUI dan KMSN yang diyakini mampu mendorong kemajuan pembangunan pertanian. Di antara contohnya yang sudah berhasil yakni budidaya jagung di Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah.

"Ini perintah Bapak Presiden agar bantuan langsung menyentuh rakyat dan berdampak langsung tingkatkan kesejahteraan. Sebab, kalau umat bisa digerakan semua, Indonesia pasti bisa menguasai dunia, menjadi negara super power," tegas dia.

"Kami yakin karena pesantren bisa dipercaya dan konsisten. Kalau kita kasih bantuan 100 ribu ha, yang ditanam pun 100 ribu ha. Kalau pesantren digerakan secara bersama, pertanian akan maju," tambah dia.

Sebagai informasi, Amran memberikan bantuan ke Pondok Pesantren berupa traktor R4 10 unit, benih jagung 50 ton, bibit durian 3000 pohon, bibit jeruk 10.000 pohon, kakao 50.000 pohon, kopi 50.000 pohon, sapi 100 ekor, ayam 10.000 ekor dan bimbingan teknis. 

Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada Menteri Amran. Kementerian Pertanian merespons arus baru pemberdayaan ekonomi umat melalui sektor pertanian.

"Nanti ketemu Bapak Presiden Jokowi, saya akan bilang ternyata menteri Bapak yaitu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang responsif terhadap arus baru pemberdayaan ekonomi umat," ucap dia.

Ma’ruf Amin membeberkan alasan MUI ikut tanggung jawab memberdayakan ekonomi umat karena ulama harus mengambil ruang dalam menghilangkan kemiskinan. Kalau umat lemah, negara akan ikut lemah dan sebaliknya jika umat kuat, negara pun akan kuat.

"Pesantren punya kekuatan menggerakan ekonomi umat. Dan Indonesia menuju lumbung pangan dunia optimis bisa dicapai. Karena Indonesia punya potensi sumberdaya alam dan manusia yang besar. Kita tidak perlu menunggu lama terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya