Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (persero) akan memborong minyak mentah bagian kontraktor hasil produksi blok minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri. Langkah ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai rapat terbatas (ratas), Selasa (14/8/2018).
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, presiden telah memberikan arahan usai ratas ke Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Advertisement
Baca Juga
Arahan tersebut, diantaranya memerintahkan Pertamina membeli seluruh minyak bagian Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).
"Hari ini pak menteri hadiri ratas dengan Pak Presiden. Ada beberapa poin terkait Kementerian ESDM. Pak Presiden memberikan arahan ke Pak Menteri untuk lifting minyak KKKS seluruhnya dibeli Pertamina," kata Agung, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Menurut Agung, dengan Pertamina memborong minyak bagian KKKS, maka impor minyak akan berkurang sehingga dapat menghemat devisa dan mendorong rupiah agar kembali menguat. "Jadi tidak ada lagi ekspor oleh KKKS, sehingga mengurangi ekspor minyak," tuturnya.
Ketentuan teknis untuk menjalankan arahan tersebut, termasuk waktu pelaksanaan. Kementerian ESDM akan menyerahkan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) selaku regulator yang menangani kegiatan hulu migas.
"Nanti disiapkan regulasinya oleh SKK Migas.Waktunya nanti ditentukan aturannya. Biar SKK Migas yang menindak lanjuti," dia menandaskan.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Pertamina Punya Kapal Baru untuk Angkut Minyak Mentah
PT Daya Radar Utama (DRU) meluncurkan satu unit kapal pengangkut minyak mentah berbobot mati 17.500 LTDW. Kapal tersebut merupakan pesanan dari PT Pertamina (Persero).
Kapal yang dibangun di galangan PT DRU Unit Lamongan, Jawa Timur tersebut diberi nama Papandayan. Sebelumnya, Pertamina juga telah memesan kapal tanker dengan nama Panderman yang diluncurkan pada akhir 2016 lalu.
Baca Juga
Direktur PT DRU, Steven AP mengatakan setelah tanker ini diluncurkan, DRU mengharapkan proses pengerjaan finishing kapal segera dilaksanakan. Sehingga kapal bisa diserahkan guna memperkuat armada Pertamina.
"Tanker Papandayan merupakan kapal terbesar kedua yang pernah dibangun di galangan DRU. Sebelumnya, DRU pernah membangun kapal tanker 17.500 MT Panderman dan kapal ketiga MT Pengalengan pesanan Pertamina yang kini masih dalam proses penyelesaian di galangan kami di Lamongan," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Dia mengharapkan, PT Pertamina bisa membina dan memberikan kepercayaan kepada galangan nasional dalam rangka mengembangan industri maritim nasional sesuai dengan program Poros Maritim Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara soal penyelesaian tanker ketiga MT Pengalengan, Steven menjelaskan, tanker ketiga pesanan PT Pertamina tersebut kini telah rampung 80 persen dan ditargetkan pada tahun depan bisa selesai 100 persen.
"Penyelesaian tanker Pengalengan di atas 80 persen. Tahun depan selesai," ungkap dia.
VP Commercial Shipping Pertamina, Hadi Purnomo, mengatakan kapal Papandayan merupakan sister ship dari kapal sebelumnya, yang memiliki ukuran panjang 150 meter, lebar 27,70 meter dan tinggi 12 meter. Kapal ini mampu mengangkut muatan minyak mentah sebesar 17.500 LTDW atau kurang lebih setara dengan 150.000 barrel.
"Kami mengucapkan selamat kepada kita semua yang mendukung atas kesuksesan dalam peluncuran kapal ini, yang selanjutnya kapal dapat ditarik ke Lampung dengan aman, guna final docking dan penyelesaian sisa pekerjaan yang ada," kata dia.
Pertamina selama ini sudah memberikan kepercayaan kepada galangan PT DRU untuk pembangunan kapal tanker milik Pertamina sebanyak total 6 unit. Terdiri 3 unit product tanker 3.500 LTDW pada 2013 lalu dan sekarang 3 unit crude oil tanker 17.500 LTDW.
Advertisement