Warga Distrik Puldama di Papua Kini Bisa Menikmati Listrik

Sebagai implementasi Program Nawa Cita, Kementerian ESDM membagikan lampu gratis Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk 1.085 kepala keluarga di Distrik Puldama.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Agu 2018, 20:21 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 20:21 WIB
Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Puldama kini bisa merdeka, dapat menikmati terang di waktu malam. (Dok: Kementerian ESDM)
Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Puldama kini bisa merdeka, dapat menikmati terang di waktu malam. (Dok: Kementerian ESDM)

Liputan6.com, Jakarta Satu lagi wilayah pedalaman di Papua yang terang benderang. Jelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73, Warga Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo, Papua untuk pertama kalinya bisa menikmati listrik.

Mengutip laman media sosial, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Komunikasi Publik Hadi M Djuraid, Rabu (15/8/2018), mengatakan jika selama ini, Distrik Puldama gelap gulita. Wilayah ini hanya bisa dijangkau dengan pesawat karena terletak di ketinggian sekitar 800 meter di Pegunungan Jayawijaya.

Dia mengatakan, sebagai implementasi Program Nawa Cita, Kementerian ESDM membagikan lampu gratis Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk 1.085 kepala keluarga di Distrik Puldama yang tersebar di delapan desa. Pembagian dan pemasangan dilaksanakan pada pekan kedua dan ketiga Agustus 2018.

Adapun komponen utama LTSHE adalah satu panel surya 20 watt, empat lampu LED 3 watt, batere lithium, hub dan kabel USB. Pencahayaan lampu LTSH bisa diatur maksimal, medium, redup. Pada pencahayaan medium, lampu bisa bertahan dua hari sekali pengisian.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, pemberian listrik merupakan upaya pemerintah dalam memanfaatkan uang negara.

"Porsi terbesar anggaran ESDM untuk program yang langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Karena APBN adalah uang rakyat," ujar Jonan.

Hadi menambahkan, Puldama merupakan kawasan tertinggal, terdepan, terluar (3T) yang secara geografis dan ekonomi tidak terjangkau layanan listrik PT PLN. Nawa Cita sektor ESDM hadir dengan LTSHE sebagai solusi.

Pada 2017, LTSHE telah dinikmati 79.556 rumah didesa-desa kawasan 3T.  Sementara pada 2018, ditargetkan LTSHE menerangi 167.064 rumah. Bersama program Listrik Pedesaan PLN, diharapkan 2019 tidak ada lagi desa gelap gulita.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tim Ekspedisi Papua Terang Telah Survei 292 Desa

Secercah Cahaya di Langit Puldama
Secercah Cahaya di Langit Puldama

Tim Ekspedisi Papua Terang PLN telah melakukan survei‎ sekitar 292 desa, yang tersebar di Papua dan Papua Barat. Survei dilakukan untuk mempercepat kelistrikan di wilayah tersebut.

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik mengatakan, pelaksanaan survei yang dimulai sejak 28 Juli 2018, rencananya akan mensurvei sekitar 415 desa yang ada di 5 posko, yakni Jayapura, Timika, Merauke, Wamena dan Nabire selama dua bulan.

Dia pun mengapresiasi upaya tim Ekspedisi Papua Terang yang semangat melaksanakan tugas untuk mempercepat kelistrikan di Papua.

“Baru sepekan sejak tiba di Papua, tim sudah mensurvei lebih dari 50 persen desa-desa yang ditargetkan. Ini juga berkat bantuan digital map dari LAPAN. Jumlah desa ini terus berkembang sesuai dengan kondisi di lapangan. Mengingat ada pula desa yang mengalami pemekaran,” kata Ahmad, di Jakarta, Rabu (8/8/2018).

Menurut Ahmad, kondisi geografis dan sosial di Papua menjadi tantangan bagi tim selama melaksanakan survei. Misalnya untuk mencapai salah satu desa di Kabupaten Lanny Jaya, Tim Ekspedisi yang terdiri dari Mahasiswa, Pegawai PLN Pendamping, Anggota TNI AD, maupun perwakilan pemerintah lokal, harus melalui jalanan darat sekitar 4 jam dari Posko Wamena menuju Ibu Kota Tiom.

"Jalan pun sebagian merupakan tanah basah yang sulit dilalui oleh kendaraan bermotor," tuturnya.

Selanjutnya perjalanan dari Tiom ke desa-desa hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena harus melalui jalan setapak, jalur gunung maupun sungai. Setelah 3 jam tim pun tiba di salah satu desa di Kecamatan Wiringgambut yang memiliki jumlah penduduk sekitar 350 orang.

“Kami mengupayakan agar survei ini dapat memperoleh data akurat sehingga dapat mempercepat pembangunan infrastuktur kelistrikan masyarakat disana. Kami juga mengutamakan kesehatan dan keselamatan seluruh tim, semua kegiatan terus kami pantau,” papar Ahmad.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya