Freeport Jamin Tak Ada PHK Karyawan Saat Tambang Grasberg Tutup di 2019

Saat ini, pekerja organik Freeport yang masih menambang di Grasberg Open Pit sebanyak 426 orang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Agu 2018, 14:15 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2018, 14:15 WIB
Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P
Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Liputan6.com, Jakarta PT Freeport Indonesia akan mengakhiri aktifitas penambangan di tambang Open Pit Grasberg pada 2019. Bahkan diperkirakan pada akhir 2018, cadangan di tambang ini sudah habis. Feeport pun akan bertransisi ke tambang bawah tanah.

Memang, dalam masa transisi ini produksi Freeport akan menurun. Namun hal itu hanya bersifat sementara. Karena cadangan ore di dalam tambang Grasberg bawah tanah saat ini mencapai 1,9 miliar ton.

Kepala Teknik Tambang PT Freeport Indonesia Zulkifli Lambali mengatakan, sebenarnya masa transisi sudah dilakukan sejak 2017. Hanya saja, proses itu membutuhkan waktu 1-2 tahun.

Dia juga menegaskan dalam masa transisi ini tidak akan mengurangi karyawannya. Saat ini, pekerja organik Freeport yang masih menambang di Grasberg Open Pit sebanyak 426 orang.

"Orang-orang ini nantinya akan kita training untuk bisa bekerja di underground. Jadi tidak akan ada pengurangan SDM kita," tegaa Zulfikri di Grasberg, Tembagapura, Sabtu (18/8/2018).

Dengan cadangan yang mencapai 1,9 miliar juta ton tersebut, dikatakan Zulfikri akan membutuhkan SDM yang cukup besar. Saat ini pegawai Freeport sendiri mencapai lebih dari 28 ribu orang, dimana sekitar 12 ribu orang bekerja di tambang bawah tanah.

Dijelaskannya, saat ini produksi Freeport sebesar 75 juta ton per tahun. Tahun depan, saat transisi, produksi akan anjlok ke 45 juta ton dengan tambang yang berproduksi yaitu tambang Big Gossn dan Deep Ore Zone (DOZ).

Saat berbarengan, Freeport juga tengah membangun fasilitas penambangan di bawah tanah untuk berproduksi di tambang Grasberg Block Cave dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).

Dengan prediksi dua tambang ini bisa berproduksi tahun depan maka produksi pada 2020 akan menjadi 58 juta ton per tahun. 

Kemudian naik di 2021 menjadi 68 juta ton per tahun dan pada 2022 akan kembali berproduksi dengan kapasitas seperti saat ini, yaitu 75 juta ton per tahun.

"Karena di GBC itu cadangan kita ada sekitar 936 juta ton di GBC dan 430 juta di DMLZ," tambah doa.

Jika tambang Grasberg Open Pit nanti tak lagi beroperasi, Freeport ingin menjadikan lokasi ini sebagai wisata tambang dan pusat penelitian. 

 

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Intip Mewahnya Mimika Sport Complex yang Dibangun Freeport

Mimika Sport Complex (MSC) di Kabupaten Mimika, Papua, yang dibangun oleh  PT Freeport Indonesia. (Ilyas/Liputan6.com)
Mimika Sport Complex (MSC) di Kabupaten Mimika, Papua, yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia. (Ilyas/Liputan6.com)

PT Freeport Indonesia pada 2016 telah menyelesaikan pembangunan Mimika Sport Complex (MSC) di Kabupaten Mimika, Papua. Saat ini, Freeport tengah menunggu kesiapan Pemerintah Kabupaten untuk diserahterimakan.

MSC ini menjadi salah satu bentuk kesiapan Papua dalam menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 yang akan diselenggarakan di Papua dan Papua Barat. Adapun luas lahan MSC ini sebesar 12,5 hektare (ha).

Di sini, nantinya akan dipertandingkan beberapa cabang olahraga yaitu atletik, bukutangkis, voli dan basket. Fasilitasnya pun terbilang mewah jika dibandingkan fasilitas olahraga di wilayah Papua.

"Semua fasilitas di sini semua sudah standar internasional. Selain fasilitas olahraga ini juga ada mess untuk atlet dan official," kata Manager General Constraction and Special Project PT Freeport Indonesia Leni Josephina di MSC, Kamis (16/8/2018).

Saat ini, MSC masih tertutup untuk umum. Meski begitu ada beberapa atlet yang melakukan pelatihan setiap minggunya. Hal ini dikarenakan dalam rangka perawatan.

MSC ini memiliki beberapa bangunan, yaitu kompleks olahraga indor, kompleks olahraga outdor dan kompleka mess. Mess itu sendiri terbagi dalam dua bangunan, mess laki-laki dan perempuan.

Area indor, dengan desain modern, menjadi veneu untuk olahraga basket, badminton dan voli. Area ini memiliki kapasitas tribun mencapai 5.500 kursi. Setiap tribun sendiri sengaja di cat dengan warna yang berbeda-beda, sehingga terlihat menarik.

Sementar untuk area outdor, terdapat lapangan rumput kelas madya dan dikelilingi oleh lintasan lari. Lintasan ini bisa digunakan untuk berbagai cabang olahraga mulai dari lari 100 meter hingga lompat galah.

Selain itu di beberapa sisi lapangan juga terdapat area untuk cabang olahraga atletik lainnya seperti lempar lembing, tolak peluru, lompat jauh dan sebagainya.

Sisi kanan dan kiri lapangan juga dilengkapi dengan tribun yang memiliki kapasitas total 3.400 kursi dimana masing-masing memiliki area VIP.

"Rumput itu sendiri kita impor dari Swis dan lintasan lari itu bukan karpet. Jadi ini fasilitas lebih baik dibandingkan stadion madya yang ada di Indonesia," tambahnya.

Tak lupa, di setiap veneu juga dilengkapi dengan ruang kantor dan toilet berstandar internasional.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya