Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah resmi menggandeng Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin sebagai calon wakil Presiden. Bersama Ma'ruf, Jokowi akan memperkuat ekonomi umat apabila terpilih nanti di periode kedua pemerintahannya.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar Kita harus mengatasi masalah kemiskinan kesenjangan dengan memperkuat ekonomi umat," kata Jokowi dalam pidatonya di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018).
Menurut Jokowi, Ma'ruf memiliki rekam jejak dan pengalaman yang lengkap. Tak hanya di pemerintahan saja, kata Jokowi, Ma'ruf juga mengetahui tentang permasalahan ekonomi.
Advertisement
"Pada saat beliau dikukuhkan sebagai profesor, pidato pengukuhannya adalah berkaitan dengan arus ekonomi baru Indonesia. Artinya beliau sangat mengetahui ekonomi," ucap Jokowi.
Bersama Maruf Amin, Jokowi ingin membawa Indonesia maju berdaulat, mandiri dan berkepribadiaan. Agar warga di perbatasan bisa merasakan buah dari kemerdekaan. "Warga Sabang Merauke merasa bangga jadi bangsa Indonesia," tuturnya.
Dia juga ingin mewujudkan keadilan sosial di seluruh Indonesia, meratakan pembangunan yang berkeadilan. "Kita jaga kedaulatan kita kekayaan SDA seperti di Blok Rokan, Mahakam dan mayoritas saham Freeport bukti kita berdaulat dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Apa yang kita kerjakan adalah bukti bukan fiksi. Inilah pondasi yang dibangun perlu diteruskan dilanjutkan," papar Jokowi.
Jokowi Pilih Ma'ruf Amin Jadi Tanda Ekonomi RI Telah Membaik
Presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan untuk menggandeng Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi di Pilpres 2019. Bagaimana pengaruh keputusan itu kepada ekonomi RI jika pasangan tersebut terpilih lagi?
Tim Ahli Ekonomi dari Komite Ekonomi Nasional dan Industri (KEIN) Ronny P Sasmita mengatakan, terpilihnya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai cawapres menandakan bahwa Jokowi kian percaya diri dalam mengatasi persoalan ekonomi di Indonesia.
"Jokowi terlihat sangat percaya diri bahwa ke depan ekonomi nasional bisa bergerak bagus tanpa kehadiran wakil yang paham dengan sektor ekonomi," kara Ronny kepada Liputan6.com, Jumat (10/8/2018).
Baca Juga
Tidak hanya itu, hal itu juga menandakan bahwa Jokowi yakin ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan akan lebih baik. Untuk itu tidak ada keharusan Jokowi memlih wakil presiden yang memiliki latar belakang panjang di bidang ekonomi.
Ditetapkannya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Ronny berpendapat bahwa arah mantan Gubernur DKI Jakarta itu cenderung menstabilkan situasi politik RI yang rentan akan isu-isu agama. Tentunya secara tidak langsung ini akan berdampak terhadap kestabilan ekonomi dan investasi.
"Stabilitas politik yang diharapkan oleh Jokowi dari pemilihan Ma'ruf memang bagus secara ekonomi. Jokowi terlihat ingin menghaluskan tensi politik. Tapi di sisi lain, Jokowi juga terlihat sangat percaya diri bahwa ke depan ekonomi nasional bisa bergerak bagus tanpa kehadiran wakil yang paham dengan sektor ekonomi," paparnya.
Advertisement