Maroko dan Tunisia Belajar Pengembangan Vaksin dari Biofarma

Indonesia menjalin kerja sama dengan Maroko dan Tunisia dalam pengembangan vaksin.

oleh Merdeka.com diperbarui 27 Agu 2018, 12:15 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2018, 12:15 WIB
[Bintang] 5 Hal yang Harus Diketahui Orangtua Tentang Vaksin MR
Jangan buru-buru menolak vaksin MR, ini beberapa hal yang harus diketahui oleh para orangtua. (Foto: Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjalin kerja sama dengan Maroko dan Tunisia dalam pengembangan vaksin. Penandatanganan kerja sama berlangsung di Kementerian PPN/Bappenas.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari komitmen kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara anggota Islamic Development Bank (IDB) serta Organisasi Konferensi Islam (Organization Islamic Conference/OIC).

"Tadi delegasi dari Maroko dan Tunisia, hadir karena kita akan sharing pengetahuan, mengenai produksi vaksin. Mereka butuh kemampuan untuk mengembangkan vaksin jadi mereka mau belajar," ungkapnya saat ditemui, di Kantornya, Jakarta, Senin (27/8/2018).

Menurut dia, PT Biofarma telah ditunjuk sebagai leading institution dalam proses pengembangan vaksin tersebut. "PT Biofarma, BUMN kita yang bergerak di bidang pembuatan vaksin sudah ditetapkan sebagai salah satu leading institution dalam pembuatan vaksin untuk negara-negara OIC," jelas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


13 Sektor

[Bintang] 5 Hal yang Harus Diketahui Orangtua Tentang Vaksin MR
Vaksin MR. (Ilustrasi: Pexels.com)

Bambang menjelaskan, kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara IDB dan OIC, tentunya akan terus berlanjut. Selain pengembangan vaksin dengan Maroko dan Tunisia, Indonesia juga aktif berkerja sama dengan negara lain, pada bidang pengambang yang sesuai kebutuhan negara yang bersangkutan. Paling tidak ada 13 sektor yang dapat dikerjasamakan.

"Ini terbuka. Ini kan tanda tangan dengan IDB yang juga anggota OIC. Jadi kita terbuka. Tentu sesuai kebutuhan. Beberapa negara di Afrika misalnya lebih butuh ke pertanian, kita bisa perkuat berbagai bidang," kata dia.

"Pertanian cukup banyak, ada yang tanaman pangan, perkebunan, peternakan. Ada juga manufaktur, maupun manajemen pembangunan, manajemen fiskal," tandasnya

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya