KEIN Ajak Pengusaha Bersatu untuk Perkuat Rupiah

Ketua KEIN Soetrisno Bachir menuturkan, gerakan #BersatuUntukRupiah merupakan wujud ekonomi Pancasila.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 08 Sep 2018, 15:09 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2018, 15:09 WIB
(Foto: Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Ketua KEIN Soetrisno Bachir saat meninjau pabrik tekstil di Bogor pada Sabtu (8/9/2018) (Foto:Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mengajak para pengusaha #BersatuUntukRupiah dengan menjual uang dolar AS untuk ditukar dengan rupiah.

Langkah tersebut demi membantu mengangkat nilai tukar rupiah yang melemah akibat dampak kebijakan pemerintah Amerika Serikat dan krisis keuangan yang terjadi di Turki dan Argentina. 

"Kami minta pengusaha untuk merupiahkan dolarnya karena sekarang kita harus bersatu untuk rupiah," kata Ketua KEIN Soetrisno Bachir saat meninjau pabrik tekstil di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018).

Ia mencontohkan seperti perhelatan Asian Games belum lama ini, Indonesia berhasil menunjukkan kepada dunia telah sukses dan meraih posisi ke-4 dalam ajang Asian Games.

"Di Asian Games kita sudah membuktikkan begitu kita bersatu dan ada Pak Jokowi dan Pak Prabowo berangkulan kita menghasilkan satu persepsi yang besar," kata Soetrisno.

Demikian juga dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, lanjut Soetrisno, dunia usaha untuk bersatu melalui gerakan #BersatuUntukRupiah. "Jangan melihat politik atau mendekati pilpres, tapi semua bersatu untuk rupiah," ujar Soetrisno.

Dia menuturkan, gerakan #BersatuUntukRupiah merupakan wujud ekonomi Pancasila, yang esensinya adalah gotong royong. Gotong royong pelaku usaha bersama pemerintah dan otoritas moneter untuk memperbaiki nilai tukar rupiah.

"Apabila seluruh pengusaha ekspor perusahaan-perusahan penghasil devisa negara menukarkan mata uang dolar AS, kami yakin nilai tukar rupiah akan turun," terang Soetrisno. (Achmad Sudarno)

 

Usul KEIN untuk Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

KEIN: Industri Antara Butuh Dukungan Pemerintah
Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta

Sebelumnya, Komite Ekonomi Nasional dan Industri (KEIN) mengusulkan beberapa langkah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta menyebutkan inti dari pelemahan nilai tukar rupiah ini dari dalam negeri adalah lemahnya produktivitas RI. Alhasil neraca transksi berjalan dan perdagangan RI terus mengalami defisit.

"Jadi langkah pertama adalah tingkatkan produktivitas itu. Dan ini memang tidak mudah. Industri harus digenjot terutama hilirisasi yang memiliki nilai tambah dan berorientasi ekspor," papar Arif di Warung Daun, Sabtu 8 September 2018.

Kedua, Arif mengatakan, pemerintah harus menggenjot peningkatan kualitas produk dari sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.

hal itu karena di saat terjadi depresiasi rupiah, ketiga sektor itu yang paling tahan terhadap pelemahan rupiah dan menyumbang pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dia mengusulkan, akses pembiayaan di tiga sektor tersebut harus dipermudah.

Selama ini, menurut dia, pembiayaan masih terfokus ke sektor perdagangan. "Ketiga, pemerintah, OJK dan BI itu harus tegas dalam perdagangan rupiah di pasar internasional. Karena selama ini valuasi rupiah ini diperdagangkan di beberapa negara dan itu ada yang mengendalikan," ujar Arif.

Meski begitu, Arif meyakini pemerintah, OJK dan BI sudah memiliki langkah dan mitigasi mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah menguat tujuh poin ke posisi 14.884 per dolar AS pada 7 September 2018 dari periode Kamis 6 September 2018 di kisaran 14.891 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg,rupiah menguat ke posisi 14.820 per dolar AS. Bahkan saat pembukaan, rupiah menguat 25 poin dari 14.893 pada penutupan kemarin ke posisi 14.868 per dolar AS. Rupiah pun bergerak di kisaran 14.820-14.907 per dolar AS sepanjang Jumat pekan ini.  (Yas)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya