Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS melemah 32 poin atau 0,20 persen menjadi 16.230 per USD pada Jumat (3/1/2024). Sebelumnya kurs Rupiah dipatok 16.198 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai, pelemahan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, masih dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap kebijakan ekonomi dan geopolitik Donald Trump sebagai pemenang Pilpres AS.
Baca Juga
“Pelemahan rupiah kemarin terhadap dolar AS kelihatannya menunjukkan bahwa pasar masih mengantisipasi beberapa sentimen penguat dolar yang masih bertahan seperti kebijakan ekonomi Trump, konflik geopolitik, kebijakan suku bunga AS yang mungkin akan mengurangi ekspektasi pemangkasan, pelambatan ekonomi China dan lain-lain,” kata Ariston dikutip dari Antara.
Advertisement
Ia mengatakan, semalam data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan jumlah klaim yang di bawah ekspektasi pasar. Angka klaim 211 ribu lebih rendah dari ekspektasi pasar 222 ribu, yang mengindikasikan bahwa lebih sedikit orang yang kehilangan pekerjaan atau menganggur.
Ini mencerminkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja di AS masih kuat, yang berarti ekonomi AS berada dalam keadaan yang stabil.
Pasar Tenaga Kerja
Ketahanan pasar tenaga kerja ini bisa membuat Bank Sentral AS (Federal Reserve) mempertimbangkan untuk tidak menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi masih cukup kuat.
“Pagi ini juga terlihat indeks dolar AS naik lagi di kisaran 109,20, pagi kemarin di kisaran 108,55. Artinya dolar AS tambah kuat. Peluang pelemahan rupiah pagi ini kembali ke resisten Rp16.250, dengan potensi support di kisaran Rp16.150,” jelasnya.
Senada, analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong juga memproyeksi adanya penguatan dolar AS yang menyebabkan pelemahan rupiah di rentang Rp16.150-Rp16.300 per dolar AS.
“Data pekerjaan AS klaim pengangguran yang lebih kuat dari perkiraan juga mendukung penguatan dolar AS. Range 16.150-16.300 per USD,” tuturnya.
Rupiah Tembus 16.200 terhadap Dolar AS Hari Ini 2 Januari 2025
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tembus 16.200 pada perdagangan Kamis (2/1/2025).
Mengutip Antara, nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, 2 Januari 2025 susut 71 poin atau 0,44 persen menjadi 16.203 per dolar AS dari sebelumnya 16.132 per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova menuturkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi sikap pelaku pasar mengantisipasi data klaim pengangguran AS pada malam ini.
"Klaim pengangguran AS mingguan mengalami tren kenaikan untuk periode minggu terakhir Desember. Yang akan rilis nanti malam diperkirakan akan alami kenaikan 6 ribu menjadi tembus 230 ribu (dari sebelumnya 214 ribu),” tutur dia kepada Antara.
Pada Kamis ini, indeks dolar AS dan yield obligasi AS juga masih berada di level yang tinggi, masing-masing 108 dan 4,6 persen.
Sedangkan dari kondisi dalam negeri, kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terbaru yang hanya untuk barang mewah dinilai sudah terlambat karena ekspektasi harga barang di tengah masyarakat sudah terlanjur naik.
"Untuk PPN 12 persen yang terbaru, berakibat pemerintah berpotensi kehilangan pemasukan sekitar Rp70 triliun, yang berarti risiko fiskal menjadi meningkat dan rupiah akan sulit menguat. Salah satu solusinya (agar menjaga kurs rupiah) antara lain penghematan anggaran pengeluaran negara,” kata Rully.
Berdasarkan beberapa faktor tersebut, Rully prediksi nilai tukar rupiah hari ini melemah di kisaran 16.120-16.190 per dolar AS.
Advertisement
Begini Nasib Rupiah pada Hari Terakhir 2024
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat 35 poin atau 0,22 persen menjadi 16.108 per USD dari sebelumnya sebesar 16.143 per USD.
Analis Bank Woori Saudara Rully Nova memperkirakan nilai tukar atau kurs rupiah di kisaran 16.050-16.180 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Rupiah hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.050 - Rp16.180 per dolar AS, dipengaruhi oleh index dolar yang melemah karena data defisit perdagangan AS yang lebih besar dari perkiraan dan minim data ekonomi,” ucapnya dikutip dari Antara, Selasa (31/12/2024).
Hari ini, indeks dolar menurun jadi 107,9 dari sebelumnya 108,2 yang terkoreksi defisit perdagangan AS sebesar -102,86 miliar dolar AS dari perkiraan -100,7 miliar dolar AS.
Selain itu, permintaan dolar AS dari korporasi domestik sudah hampir terpenuhi seluruhnya.
“Dengan terpenuhinya dolar untuk operasional korporasi, maka ada ruang bagi korporasi untuk memelihara likuiditasnya pada instrumen-instrumen likuid seperti obligasi negara,” ungkap Rully.
Rupiah Perkasa dari Dolar AS Jelang Malam Tahun Baru 2025
Rupiah terpantau mengalami penguatan menjelang Tahun Baru 2025 pada Senin, 30 Desember 2024. Rupiah ditutup menguat 92 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 95 point di level 16.142 dari penutupan sebelumnya di level 16.235.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang 16.100 - 16.150,” kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Senin (30/12/2024).
“Volume perdagangan rendah karena liburan Tahun Baru yang membayangi dan data harian yang agak kosong minggu ini,” ungkapnya.