Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, mengakui telah menerima banyak tawaran bantuan dari internasional pasca bencana gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Bahkan beberapa perusahaan ternama antara lain Google dan Apple sudah bersedia menggelontarkan dana bantuannya.
"Kami juga sangat tergugah dan bersyukur atas jumlah tawaran bantuan yang luar biasa yang masuk dari berbagai negara seluruh dunia dan perusahan-perusahaan terkemuka seperti Google menyumbang USD 1 juta dan Apple USD 1 juta (sekitar Rp 15,07 miliar dengan asumsi kurs Rp 15.075 per dolar AS)," kata Thomas, di Kantornya, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Thomas mengungkapkan, selain dua perusahaan ternama tersebut, masih ada lagi tawaran masuk dari berbagai negara serta perusahaan ternama lainnya yang ingin menyalurkan bantuannya ke daerah Palu dan Donggala. Meski begitu, dirinya belum berani untuk berbicara mengenai jumlah besaran yang ditawarkannya.
"Masih banyak lagi perusahan yang juga sampaikan akan membantu dengan uang maupun lainnya. Tapi saya belum mau mengumumkan karena saya belum sempat minta izin kepada donatur tersebut untuk mempublikan dan identitas daripada jumlah bantuan dari masing-masing," kata dia.
Diketahui, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membuka pintu bantuan internasional untuk korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawaesi Tengah. Nantinya, bantuan tersebut akan diordinasikan oleh Menko Polhukam Wirabto.
"Presiden telah menyampaikan ke Bu Menlu untuk membuka bantuan dari negara lian untuk mengatasi gempa di Donggala, Palu sesuai kebutuhan," kata Juru Bicara Presiden Johan Budi.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
BNBP: Bantuan Asing Tak Menaikkan Status Bencana di Sulteng
Sebelumnya, Pemerintah sampai saat ini belum menetapkan status bencana nasional atas musibah gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Peristiwa gempa yang berujung tsunami itu terjadi pada Jumat sore pekan lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, meskipun Indonesia telah menerima bantuan asing, bukan menjadi alasan untuk meningkatkan statusnya menjadi bencana nasional.
"Tidak ada kaitan terima bantuan asing dengan tingkat status bencana, status bencana di Sulteng adalah bencana daerah, bukan bencana nasional," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa 2 Oktober 2018.
Ia menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Palu dan Donggala ini berbeda dengan peristiwa tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004. Karena, pemerintah daerah lainnya sampai kini masih tetap berjalan meski terdapat bencana.
"Kalau bencana nasional itu semuanya kolaps, kondisinya seperti gempa dan tsunami Aceh 2004. Tapi di Sulteng masih banyak pemerintahan yang berjalan," jelas Sutopo.
Ia pun menegaskan, meskipun warga Indonesia khususnya Sulawesi Tengah menerima bantuan asing, bukan berarti dapat mengubah status bencananya.
"Tidak ada kaitan antara bantuan internasional dengan status bencana nasional," ujar Sutopo.
Ia pun mengungkapkan, gempa yang terjadi di Yogyakarta pada 2006, Sumatera Barat pada 2009 dan erupsi Gunung Merapi pada 2010, Indonesia juga menerima bantuan asing. Akan tetapi, status bencana saat itu masih bencana daerah, bukan bencana nasional.
"Yang penting dalam hal ini bukan pernyataan status atau tidak, tapi penanganannya. Saya tekankan, pemerintah Indonesia masih sanggup mengatasi penanganan darurat bencana di Sulteng," tegas Sutopo.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement