Google Sumbang Rp 15 Miliar Buat Korban Bencana Palu-Donggala

Raksasa internet Google turut berduka cita atas musibah gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 02 Okt 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 18:00 WIB
Google
Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa internet Google turut berduka cita atas musibah gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

Perusahaan yang dipimpin oleh Sundar Pichai juga mendonasikan bantuan dari karyawan Google yang jika dirupiahkan nilainya mencapai Rp 15 miliar.

Informasi ini disampaikan langsung oleh CEO Google, Sundar Pichai, melalui akun Twitter-nya @sundarpichai.

"Kami ikut berduka cita atas gempa bumi dan tsunami di Indonesia. @googleorg dan Googler menyumbang USD 1 juta (setara Rp 15 miliar) untuk mendukung upaya bantuan," kata Sundar Pichai.

Googler sendiri merupakan sebutan untuk karyawan yang bekerja di Google

Masih di cuitan yang sama, Pichai juga menyebut, Google mengaktifkan fitur SOS Alert untuk memberikan info darurat bagi mereka yang terkena dampak bencana ini.

 


Wajah Kota Palu Sebelum Tsunami

Tsunami Palu Google
Peta tsunami Palu pada Jumat 28 September 2018 di Google Maps. (Google)

Pasca-gempa Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengungkap wajah Kota Palu dari luar angkasa. 

Dalam keterangan resminya, Lapan menampilkan visual kota Palu dari data citra satelit resolusi tertinggi.

Disampaikan Kabag Humas Lapan, Jasyanto, data yang dipakai adalah data satelit Pleiades, yakni satelit milik Prancis dengan resolusi spasial 60 cm. 

Data mengambil visual kota Palu sebelum dan sesudah gempa, tepatnya pada 6 Juli 2018 (sebelum gempa) dan 30 September 2018 (setelah gempa). Data itu diperoleh International Disaster Charter. 

“Berdasarkan dua data tersebut dapat diidentifikasi beberapa kerusakan akibat gempa terutama di area Balaroa dan Petobo,” ujar Jasyanto kepada Tekno Liputan6.com, Selasa (2/10/2018). 


Wajah Kota Palu Sebelum Tsunami (2)

Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Jasyanto menambahkan, dua wilayah tersebut juga tampak rumah tak cuma sekadar rusak, tetapi amblas rata dengan tanah. 

“Diduga karena likuifaksi, namun perlu dikaji lebih lanjut dengan saksama penyebabnya. Bisa dilihat perbandingannya pada gambar di bawah,” dia menerangkan. 

Foto kota Palu yang diambil stasiun bumi LAPAN.

Foto kota Palu yang diambil stasiun bumi LAPAN.

Perbandingan dua citra satelit multiwaktu itu juga dapat memperlihatkan bangunan sepanjang pantai Talise sampai Donggala, yang mengalami kerusakan karena diterjang gelombang tsunami. Tsunami juga menyebabkan perubahan garis pantai.

Karena itu, untuk analisis lebih lanjut, Lapan bakal bekerja bersama dengan BNPB, ITB, dan Asian Institute of Technology (AIT) Thailand dalam analisis kerusakan akibat gempa, berapa jumlah rumah dan bangunan lainnya yang rusak, serta luasan area yang amblas.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya