Harga Emas Stabil Dipicu Outlook Ekonomi AS

Pada awal sesi, harga emas sempat menembus di atas level kunci USD 1.200 karena penurunan di pasar saham seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS.

oleh Nurmayanti diperbarui 05 Okt 2018, 06:46 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 06:46 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, London - Harga emas stabil dipicu kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif dan prospek pengetatan kebijakan moneter ketat mengimbangi kenaikan terbatas dari pembelian emas.

Melansir laman Reuters, Jumat (5/10/2018), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 1.197,87 per ounce. Emas berjangka AS ditutup turun USD 1,30, atau 0,11 persen ke posisi USD 1.201,60 per ounce.

Pada awal sesi, harga emas sempat menembus di atas level kunci USD 1.200 karena penurunan di pasar saham seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS mendorong beberapa investor mencari perlindungan pada logam mulia.

“Perekonomian AS masih berada di tempat yang sangat baik. Harapan kenaikan suku bunga tahun depan masih ada,” kata Nicholas Cawley, Analis di DailyFX.com.

"Semakin tinggi harga, semakin menarik bagi investor yang mencari safe haven untuk pindah ke obligasi daripada emas," dia menambahkan.

Sekitar setengah dari pembuat kebijakan The Fed, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, menunjukkan pandangan yang semakin terpadu bahwa ekonomi AS membaik.

Suku bunga AS yang lebih tinggi menarik investor ke dolar, meningkatkan nilainya dan pada gilirannya membuat harga aset lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Dolar AS bertahan mendekati level tertinggi baru-baru ini terhadap euro dan yen, karena investor mengevaluasi dampak dari kekalahan obligasi pemerintah yang telah mengangkat patokan hasil obligasi ke puncak tertinggi dalam tujuh tahun.

Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan beberapa investor telah beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi.

Harga emas telah jatuh sekitar 12 persen sejak mencapai puncaknya pada bulan April, di bawah tekanan penguatan dolar, yang telah didorong kondisi ekonomi AS yang dinamis, meningkatnya suku bunga dan kekhawatiran perang perdagangan global.

"Penurunan di pasar saham telah membuat investor sedikit berhati-hati tentang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di Amerika Serikat," kata Jeffrey Christian, managing partner CPM Group.

Adapun harga perak tergelincir 0,1 persen menjadi USD 14,56. Palladium 0,1 persen lebih rendah ke posisi USD 1.054,22, sementara platinum naik 0,2 persen menjadi USD 823,30.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Harga Emas Melemah Imbas Dolar AS Perkasa

Ilustrasi Harga Emas Naik (4)
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Harga emas melemah usai cetak kenaikan level tertinggi dalam dua minggu. Harga emas tertekan didorong imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) dan dolar AS yang menguat.

Hal tersebut melemahkan permintaan logam. Ditambah sentimen kekhawatiran anggaran Italia juga mempengaruhi pasar global. Sentimen itu juga pengaruhi perdagangan emas kemarin.

"Harga emas tergelincir usai imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun dan dolar AS yang menguat. Harga emas di atas USD 1.200 dan terlihat sebagai dasar," ujar Michael Armbruster, Managing Partner Altavest, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (4/10/2018).

"Di luar Amerika Serikat, ada kasus kuat untuk memiliki emas jika berada di negara berkembang," tambah dia.

Harga emas untuk pengiriman Desember melemah USD 4,10 atau 0,3 persen ke posisi USD 1.202,90 per ounce. Pada perdagangan Selasa waktu setempat di posisi USD 1.207.

Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,2 persen ke posisi 95,72. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun berada di posisi 3,92 persen, dan sentuh level tertinggi intraday. Dolar AS menguat menekan harga emas. Demikian juga meningkatnya imbal hasil obligasi juga dapat menumpulkan kilau emas yang tidak menawarkan imbal hasil.

"Harga emas tentu mengejutkan pasar dengan melonjak dari posisi USD 1.190 menjadi USD 1.208 selama sesi perdagangan Selasa di tengah ketidakpastian Italia," ujar Analis FXTM, Lukman Otunaga.

Ia menambahkan, harga emas lebih tinggi terhadap dolar AS yang menguat, prospek harga emas dapat menguat dalam waktu dekat.

"Namun, dengan pendorong faktor fundamental sangat bebani harga emas. Prospek menengah hingga panjang tetap tertekan," kata dia.

Otunuga menuturkan, harga emas tembus di atas level psikologis USD 1.200 dapat mendorong ke posisi USD 1.213. Suku bunga tetap menjadi pendorong utama harga emas. Kenaikan suku bunga bank sentral AS dapat meningkatkan imbal hasil obligasi AS yang dapat kurangi daya tarik emas. Selain itu mendorong dolar AS menguat sehingga membuat emas menjadi lebih mahal.

The Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya pada 2018. Harga logam lainnya yaitu harga perak untuk pengiriman Desember turun 0,2 persen menjadi USD 14,67 per ounce. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya