Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (3/10/2018), IHSG melemah tipis 7,88 poin atau 0,13 persen ke posisi 5.867,73. Indeks saham LQ45 susut 0,39 persen ke posisi 925,30. Sebagian besar indeks saham acuannya tertekan.
Sebanyak 179 saham melemah sehingga menekan IHSG. 202 saham menguat sehingga menahan penguatan IHSG. 129 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.921,56 dan terendah 5.848,18.Total frekuensi perdagangan saham sekitar 388.153 kali dengan volume perdagangan 8,8 miliar saham.
Baca Juga
Nilai transaksi harian saham Rp 5,3 triliun. Investor asing menjual saham Rp 260,38 mliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 15.064.
Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham barang konsumsi turun 0,85 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,48 persen dan sektor saham konstruksi merosot 0,40 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SAPX naik 49,60 persen ke posisi Rp 374 per saham, saham CITY melonjak 24,68 persen ke posisi Rp 394 per saham, dan saham INTD mendaki 21,82 persen ke posisi Rp 268 per saham.
Saham-saham yang merosot antara lain saham ABMM tergelincir 24,57 persen ke posisi Rp 1.735 per saham, saham APEX susut 15,73 persen ke posisi Rp 1.500 per saham, dan saham SDRA terpangkas 15 persen ke posisi Rp 765 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan kecuali indeks saham Singapura naik 0,69 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,13 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,66 persen, indeks saham Thailand susut 0,11 persen, dan indeks saham Taiwan melemah 0,51 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pergerakan IHSG lebih cenderung mendatar dan berakhir di zona merah. Ini akibat mininya sentimen positif dari domestik dan disertai dengan ada sentimen negatif dari eksternal
"Ini terkait dengan rencana kenaikan suku bunga the Federal Reserve sebesar 25 basis poin pada Desember 2018 sehingga secara tidak langsung pengaruhi pelemahan rupiah,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
IHSG Tergelincir 25,12 Poin pada Sesi I
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham sesi pertama perdagangan Rabu pekan ini.
Pada penutupan sesi pertama, Rabu 3 Oktober 2018, IHSG melemah 25,12 poin atau 0,43 persen ke posisi 5.850,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,60 persen ke posisi 923,43. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.921,56 dan terendah 5.849,54. Total frekuensi perdagangan saham 231.305 kali dengan volume perdagangan saham 5,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,9 triliun.
Investor asing jual saham Rp 86,01 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.069.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,53 persen dan sektor saham industri dasar mendaki 0,17 persen.
Sementara itu, sektor saham tambang susut 3,15 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,73 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,38 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SAPX naik 49,60 persen ke posisi Rp 374 per saham, saham CITY melonjak 24,68 persen ke posisi Rp 394 per saham, SRAJ menanjak 18,42 persen ke posisi Rp 180 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BYAN turun 19,95 persen ke posisi Rp 15.750 per saham, saham ETWA merosot 18,18 persen ke posisi Rp 72 per saham, dan saham APEX merosot 14,33 persen ke posisi Rp 1.525 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,38 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,67 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,51 persen. Sedangkan indeks saham Thailand menguat 0,38 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,75 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement