503 Nasabah BTN di Palu Telah Dapat Restrukturisasi Kredit

BTN mencatat sebanyak 7.870 debitur kredit konsumer sudah terinventarisi terdampak oleh bencana gempa di Palu dan Donggala.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Okt 2018, 17:26 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 17:26 WIB
Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) hingga 23 Oktober 2018 telah berhasil merestrukturisasi 503 debitur konsumer yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Apa yang dilakukan BTN ini sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai perlakuan khusus terhadap nasabah dan industri jasa keuangan yang terdampak bencana di Provinsi Sulawesi Tengah.

Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, berdasarkan laporan tim gabungan Business Continuity Management (BCM) tercatat sebanyak 7.870 debitur kredit konsumer yang sudah terinventarisi terdampak oleh bencana alam yang mengguncang 28 September lalu di Sulteng.

Adapun nilai pokok kredit KPR dari debitur kredit consumer yang terdampak tersebut mencapai Rp 589 miliar. Hingga saat ini tim BCM masih dalam proses menginventarisasi sekitar 931 debitur kredit konsumer di wilayah tersebut.

“Untuk debitur yang rumahnya rusak, baik rusak ringan maupun berat, diberikan sejumlah fasilitas restrukturisasi dengan ketentuan pola restrukturisasi grace period dengan jangka waktu 2 tahun, diskon tunggakan bunga dan denda hingga 100 persen dan pernyataan lancar bagi debitur yang terdampak sampai jangka waktu grace period berakhir, dan BTN juga akan memberikan kemudahan persyaratan restrukturisasi,” kata Maryono di kantornya, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Sementara untuk proses hapus buku, Maryono menjelaskan, hal tersebut berlaku untuk rumah atau agunan yang terkena dampak likuifikasi dan debitur menjadi korban meninggal dunia atau belum ditemukan maka kreditnya dapat diproses hapus buku untuk selanjutnya diusulkan hapus tagih.

“Bagi debitur yang meninggal dunia atau belum ditemukan namun masih ada ahli warisnya dapat diproses asuransi jiwanya dengan persyaratan yang meringkan,” tambah Maryono.

Sebagai informasi, Bank BTN memiliki sebanyak 10.118 debitur kredit konsumer di Sulteng, dengan nilai pokok kredit keseluruhan senilai Rp 742,05 miliar.

Selain meringankan beban debitur maupun para ahli waris debitur, BTN juga turut aktif menyalurkan bantuan bagi para korban yang terkena bencana tersebut.

Bantuan berupa sembako, obat-obatan, selimut dan lain sebagainya dengan nilai lebih dari Rp 1,5 miliar sudah didistribusikan ke sejumlah wilayah di Palu, Donggala dan lokasi lain yang terdampak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Laba BTN Capai Rp 2,3 Triliun di Kuartal III 2018

Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BTN mencatatkan laba bersih Rp 2,2 triliun hingga kuartal III 2018 . Laba ini naik 11,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, pertumbuhan laba BTN ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat mencapai Rp 7,54 triliun atau naik 15,29 perden dibandingkan kuartal III 2017 yang sebesar Rp 6,54 triliun.

Pendapatan bunga bersih tetap terjaga karena Net Interest Margin (NIM) di level 4,35 persen. 

Tidak hanya itu, penopang laba lainnya adalah dari sisi kredit. BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,28 persen secara tahunan (year on year/ yoy).

Pertumbuhan kredit ini didorong kenaikan KPR Subsidi, karena BTN telah resmi mendapat kucuran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

FLPP memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit bagi BTN lebih tinggi dan untuk mengoptimalkannya sekaligus mendukung target program sejuta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Kami intensif menggandeng mitra swasta maupun pemerintah daerah agar penyerapan FLPP tepat sasaran,” kata Maryono di kantornya, Kamis (25/10/2018).

Angka pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata industri perbankan per Agustus lalu yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 12,12 persen. BTN berhasil mengucurkan kredit senilai Rp 220,07triliun per kuartal III 2018, naik dibandingkan kuartal III tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 184,50 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya