Menghidupkan Kembali Jalur Lintas Kereta Api di Jawa Bagian Selatan

Jalur kereta api (KA) di bagian Jawa Selatan yang meliputi Jawa Barat belum terpakai secara maksimal, bahkan bisa dibilang lintas KA tersebut banyak yang mati suri.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Nov 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2018, 13:00 WIB
Jalur Kereta Api (KA) Jawa Barat (Jabar) Selatan Longsor
Jalur Kereta Api (KA) Jawa Barat (Jabar) Selatan Longsor. (Liputan6.com/ Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Kertajati - Jalur kereta api (KA) di bagian Jawa Selatan yang meliputi Jawa Barat belum terpakai secara maksimal, bahkan bisa dibilang lintas KA tersebut banyak yang mati suri.

Padahal jalur selatan tersebut merupakan rute pertama perjalanan KA yang berkembang dan dibangun sejak zaman penjajahan Belanda.

Direktur Jenderal Perkeretaapin Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Zulfikri, menyebutkan saat ini pemerintah sedang mencoba untuk menghidupkan kembali jalur kereta api bagian selatan yang menghubungkan Bogor - Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang, Jawa Barat (Jabar).

"Kalau kita bicara KA di Pulau Jawa bagian selatan semula zaman dulu KA dikembangkan di Jawa memang yang berkembang itu adalah yang pertama dibangun oleh Belanda itu bagian selatan. Nah dalam perkembangannya, jalur utara lebih maju. Dulu dibangun juga Jakarta  ke Bandung melalui utara," kata Dirjen Zulfikri di Kertajati, Jawa Barat, ditulis Sabtu (3/11/2018).

Dia menjelaskan, beberapa lintas KA di bagian selatan karena tidak terlalu dikembangkan lebih lanjut sejak jaman kemerdekaan membuat jalur tersebut tidak aktif.

Saat ini, memang ada pelayanan KA dari Bogor ke Sukabumi. Namun, masih minim dengan frekuensi dan jumlah rangkaian yang tidak banyak.

"Memang rendah sekali pelayananyan, KA Pangrango 6 perjalanan sehari. Sukabumi sampai Cianjur ada pelayanan perintis sebanyak 6 kali juga sehari dengan KA Siliwangi, hanya sampai Cianjur. Relatif pergerakan masyarakat disini hanya sampai Cianjur," ujar dia.

Dia menjelaskan, kebutuhan transportasi jalur kereta api tersebut kian mendesak. Sebab pertumbuhan industri di kawasan tersebut juga terus bertumbuh, misalnya industri air mineral.

Itulah kenapa Kemenhub saat ini melakukan pengembangan perkereta apiaan di Jawa Barat khususnya bagian selatan agar distribusi logistik semula melalui darat bisa beralih pada KA.

Untuk Cianjur ke Padalarang terakhir 2013, kemudian tidak beroperasi lagi hingga sekarang. Jalur tersebut seolah terputus. Saat ini, lintas KA yang beroperasi penuh hanya jalur utara dari Jakarta menuju Bandung hingga Yogyakarta.

"Jadi tidak seimbang, padahal industri di daerah sini (selatan) cukup tinggi. Insdutri air mineral sangat pesat sehingga mengakibatkan kemacetan jalan raya," ujar dia.

Dengan diaktifkannya kembali jalur lintas selatan, diharapkan waktu tempuh dan kemacetan di jalan raya bisa berkurang.

"Ini pemerintah merasa perlu karena Jakarta ke Sukabumi butuh 8 jam. Bogor ke Sukabumi hanya 57 km ditempuh dalam 6 jam. Harus segera meningkatkan konektivitas antara Bogor dan Sukabumi. Secara parsial sepanjang 57 km kita punya program," ujar dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

Ridwan Kamil dan KAI Hidupkan Kembali Jalur Lama Kereta

Perbaikan Berkala Gerbong Kereta Api
Petugas PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan perbaikan gerbong kereta api di Depo Kereta Poncol Semarang, Kamis (31/5). Perawatan dan perbaikan gerbong-gerbong kereta api dilakukan untuk menghadapi musim mudik tahun ini. (Liputan6.com/Gholib)

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memfokuskan kembali rencana reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat, yakni rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, rencana reaktivasi empat jalur kereta api tersebut dibahas saat dirinya bertemu dengan Direktur PT KAI beserta jajarannya, di Gedung Sate Bandung.

Dia mengatakan reaktivasi jalur kereta dipandang menguntungkan bagi masyarakat karena ada kemudahan transportasi.

Dia menuturkan, daerah-daerah yang dilalui lajur kereta api dinilai bisa tumbuh perekonomiannya karena ada pergerakan orang dan barang, dengan aksesbilitas yang semakin mudah.

Di samping itu, Emil, sapaan akrabnya, ingin juga dibangun stasiun-stasiun baru di titik-titik wisata, perumahan, ataupun di titik- titik keramaian, untuk memecah kepadatan.

"Saya ingin mengembalikan budaya naik kereta. Saya ingin Jawa Barat seperti Eropa, masyarakat ke mana-mana bisa naik kereta karena nyaman dan terintegerasi," ujar Emil.

Proyek reaktivasi jalur kereta api ini pun diharapkan mampu selesai, dan dapat langsung terintegerasi dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, mengatakan, rencana reaktivasi membutuhkan dukungan dari Pemprov Jawa Barat, khususnya, dalam hal penertiban warga yang tinggal di sekitaran rel yang sudah bertahun-tahun tidak aktif itu.

Adapun PT KAI akan fokus pada persiapan operasional.

"Dari empat ini, kami akan evaluasi mana yang paling mungkin dilakukan secepatnya. Dari empat itu jalur mana yang lebih akomodatif membantu masyarakat, baik untuk mengangkut orang maupun barang, seperti misalnya hasil bumi," kata Edi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya