Perencanaan Fisik Reaktivasi Rel Jawa Barat Mulai Januari 2019

Terdapat empat lokasi yang akan dilakukan reaktivasi di Jabar yakni Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, dan Cibatu-Cikajang.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2018, 19:30 WIB
Jalur Kereta Api (KA) Jawa Barat (Jabar) Selatan.
Jalur Kereta Api (KA) Jawa Barat (Jabar) Selatan. (Liputan6.com/ Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta Perencanaan fisik proyek atau detail engineering design (DED) reaktivasi jalur rel kereta api di Jawa Barat akan dilakukan Januari 2019.

Ini diungkapkan Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro. "Yang pasti sekarang kami melakukan survei karena jalur-jalur mati, ini sudah ditinggalkan sekian lamanya, akan dikerjakan Januari atau awal tahun depan kita sudah melakukan DED," ujar Edi di Bandung seperti mengutip Antara, Sabtu (29/9/2018).

Edi mengatakan DED akan menjadi dasar PT KAI untuk memulai rencana reaktivasi terutama mengenai masalah itungan biaya pembebasan lahan dan berapa itungan lama pengerjaan.

Menurut dia, terdapat empat lokasi yang akan dilakukan reaktivasi di Jabar yakni Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, dan Cibatu-Cikajang.

Di sepanjang rel empat lokasi itu, mayoritas sudah berdiri pemukiman masyarakat. Hal ini menjadi tantangan PT KAI untuk bisa memindahkan mereka ke tempat lain.

"Nah makanya itu kan kita survei berapa warga yang terdampak dan kita carikan jalan terbaik untuk semuanya," kata dia.

Ia berharap apabila rel mati tersebut bisa kembali direaktivasi maka akan memindahkan beban lalu lintas yang padat.

Rencana ini pun mendapat sambutan positif dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Wali Kota Bandung Oded M Danial, yang siap membantu PT KAI.

"Barangkali ini bisa diharapkan untuk membantu angkutan transportasi yang dibutuhkan yang sekarang padat oleh kendaraan bermotor mobil. Kita akan bantu di situ," kata dia. 

Jalur Nostalgia Kereta Api Cikajang-Garut-Cibatu Segera Bangkit

Kepala Daop 2 Bandung, Saridal, saat peninjauan lokasi di Garut
Kepala Daop 2 Bandung, Saridal, saat peninjauan lokasi di Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Setelah mati suri selama tiga dekade lebih, jalur kereta api Cikajang-Garut Kota-Cibatu yang membelah kabupaten Garut, Jawa Barat, bakal segera diaktifkan kembali. 

Kepala Daerah Operasional (Ka Daop) 2 Bandung, Saridal, reaktivasi akan didahului dengan penertiban jalur Cibatu-Garut. Diharapkan, pada 2019 jalur ini sudah beroperasi. Saat ini sudah pemetaan jumlah bangunan yang akan diteribkan.

"Sekitar 1.500 rumah yang akan kami ratakan," kata dia.

Saat ini kondisi lahan trek Right of Way (ROW) rel di sepanjang jalur itu nyaris sudah terisi bangunan milik warga. Sesuai aturan, di kiri dan kanan ROW harus steril.

"Minimal 12 meter, tapi ada yang 20 meter, ada yang 35 meter," ujarnya.

Kemudian nantinya juga akan dibangun tiga stasiun utama, yakni Garut Kota, Wanaraja, dan Cibatu. Ada juga sembilan halte pendukung, yakni halte Cibatu, Pasir Jengkol, Citameng, Wanaraja, Cinunuk, Tunggilis, Cibolerang, Cimurah, Pasir Uncal, Sukarame, dan Garut Kota.

"Nanti pusatnya dari Cibatu ke Bandung itu di sini (Garut Kota) bahkan kita targetkan bisa sampai Senen," kata dia.

Untuk merealisasikan pembangunan itu, sudah dianggarkan hingga Rp 400 miliar. Anggaran meliputi pengadaan rel baru untuk mengganti rel lama, pembangunan stasiun baru, hingga biaya pindah bagi warga yang rumahnya terdampak.

"Istilahnya uang kadeudeuh-lah," kata dia.

Khusus penggantian biaya pindah, ganti rugi diberikan hingga Rp 200 ribu per meter persegi. Angka itu sama diberlakukan kepada seluruh warga Garut yang bangunannya berdiri di atas area PT KAI yang hendak diaktivasi.

"Itu kan mau tidak mau harus diratakan," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya