Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) optimistis gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru mengalir pada 2021, seiring dengan beroperasinya fasilitas pemerosesan gas (gas processing facility/GPF) yang sempat mati suri.
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan, GPF Jambaran-Tiung Biru mengelola gas dari dua lapangan tersebut dengan total pasokan 330 juta kaki kubik per hari (MMscfd), sedangkan gas yang dihasilkan setelah diproses pada fasilitas tersebut sebesar 192 MMscfd.
"Kita optimalisasi dari 172 MMscfd menjadi 192 MMscfd tanpa naik cost," kata Jamsaton, di Kantor PEPC, Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Advertisement
Menurut Jamsaton, proyek yang digarap PT Rekayasa Industri (Persero), JGC Indonesia dan JGC Corp ini akan beroperasi pada Juli 2021, setelah sempat mengalami mati suri akibat berbagai kendala.
Pengoperasian infrastruktur gas tersebut menanandakan gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru mengalir ke konsumen. "Target kita adalah 2021 kita harus salurkan gas. Yang penting, target kita adalah Juli 2021," ujarnya.
Keyakinan Jamsato didasari oleh pembebasan lahan 162 hektara (ha) yang sudah selesai, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan fisik saat ini sudah 8 persen. Dia pun membantah, proyek senilai USD 1,54 miliar ini berjalan lambat.
"Paling utama lahan, di mana-mana terbentur lahan mau tol infrastruktur. Tetapi, kita tidak ada masaah lahan. Sekitar 100 persen lahan kita clear 165 ha, semuanya tidak ada masalah," tandasnya.