Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menjalin kemitraan dengan Bank Dunia (World Bank) untuk memperkuat tata kelola mineral dan batu bara (minerba) khususnya memperbaiki iklim investasi di Indonesia.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengatakan, saat ini investasi pada sektor minerba masih mengalami kendala. Kerja sama dengan Bank Dunia diharapkan bisa ‎memberikan solusi penyelesaian.
Advertisement
Baca Juga
"Saya mengajak World Bank dan Kementerian terkait untuk menjembatani bagaimana permasalahan-permasalahan industri pertambangan, yang sampai saat ini memang ada beberapa yang masih mengalami kendala," kata dia di Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Bambang berharap, MinGov yang diselenggarakan Bank Dunia membawa dampak positif bagi iklim investasi di Indonesia.
"Ini (MinGov) untuk perbaikan kebijakan yang akan mempengaruhi iklim investasi, apakah itu dalam pelaksanaan implementasi baik di tataran Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi," tuturnya.
Selain iklim investasi, masalah kehutanan dan kebijakan fiskal juga menjadi perhatian Kementerian ESDM, sehingga berdampak pada kegiatan eksplorasi pertambangan. Kedua masalah tersebut pun mempengaruhi minat investasi pada sektor pertambangan menurun.
"Meski daya tarik kita secara potensi geologi luar biasa, tapi bila masalah-masalah tersebut tidak memberikan iklim investasi yang baik, maka percuma saja," ujarnya.
Bambang mengajak semua elemen yang turut serta terlibat dalam pembangunan sektor minerba.
Apalagi ia mengakui analisis kebijakan yang dilakukan oleh World Bank dan Indonesian Mining Institut (IMI) dalam MinGov mempunyai nilai yang sangat bagus.
"Kami mengajak kita semua agar ikut terlibat di dalam bagaimana untuk mengimplementasikan proses selanjutnya," tandasnya.
Â
Kementerian ESDM Rilis 2 Aplikasi Buat Permudah Transaksi Minerba
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan dua aplikasi daring terbaru, yakni Minerba Online Monitoring System (MOMS) dan e-PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) mineral dan batu bara (Minerba). Peluncuran tersebut berlangsung di Ruang Sarulla Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (2/11/2018).
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Aryono menyatakan, peluncuran kedua aplikasi tersebut merupakan komitmen Kementerian ESDM untuk melaksanakan reformasi birokrasi untuk sektor energi dan mineral batu bara.
Baca Juga
Dia mengatakan, aplikasi MOMS dibuat sebagai upaya untuk meningkatkan pengawasan secara online produksi minerba, sehingga bisa dipantau secara presisi berapa cadangan minerba yang dimiliki saat ini.
"Kondisi saat ini kami harus memberikan pengawasan yang cepat, tepat, akurat, dan real time. Dengan MOMS bisa cepat menerima data tanpa harus datang secara manual ke Ditjen Minerba," ujar dia.
Â
Advertisement