AP II Libatkan 800 Personel Saat Simulasi Kecelakaan Pesawat di Bandara Soetta

Latihan penanggulangan keadaan darurat untuk upaya mengukur kesiapan dokumen airport emergency plan dan airport security program.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 22 Nov 2018, 15:39 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2018, 15:39 WIB
(Foto: Liputan6.com/Pramita T)
Simulasi kecelakaan pesawat di Bandara Soetta pada Kamis (22/11/2018) (Foto:Liputan6.com/Pramita T)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Boeing 777-300 milik perusahaan penerbangan Boss Air rute CGK – SIN dengan nomor registrasi OK-18 dan nomor penerbangan BA-3110 dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Indonesia menuju Changi International Airport, alami gagal lepas landas atau aborted take off di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta (Bandara Soetta).

Akibatnya, pesawat alami ledakan lantaran roda depan pesawat patah dan menabrak landasan. Pesawat yang sedianya akan tiba di Bandara tujuan sekitar pukul 11.50 WIB itu membawa 170 pria, 70 wanita, 4 anak-anak,16 kru ( 4 cockpit crew dan 12 flight attendant). Pembatalan itu terjadi karena Pilot merasakan adanya guncangan pada runway. 

Jadi pesawat lepas kendali dan menyebabkan pesawat BA-3110 gagal take off dan keluar dari runway sejauh 50 meter serta nose gear pesawat patah dan engine bagian satu terbakar di November 7, runway 25 right.

Insiden tersebut merupakan bagian dari skenario latihan penanggulangan keadaan darurat (PKD) PT Angkasa Pura II (Persero) melalui Kantor Cabang Utama Bandara Soetta yang diakibatkan adanya aktivitas vulkanik dari gunung anak Krakatau di Banten. 

"Sebanyak 800 personil gabungan sampai pasukan khusus keselamatan penerbangan, diterjunkan dalam simulasi ini," ungkap Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno Hatta, M. Suryawan Wakan, saat ditemui media seusai simulasi, Kamis (22/11/2018).

 

 

Selanjutnya

Terminal 3 Bandara Soetta Siap Melayani Penerbangan Internasional
Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee meliputi dari PT Angkasa Pura II (Persero),  Otoritas Bandara, AirNav, KNKT,  TNI, Polres Bandara, Basarnas, CIQ, DVI Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan, pihak Airlines, Ground Handling, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Pemadam Kebakaran Kota Tangerang, Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang  serta beberapa rumah sakit dan puskesmas yang ada di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

Untuk menjamin keselamatan penerbangan, keamanan dan kenyamanan moda transportasi udara serta untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari kecelakaan penerbangan, diperlukan latihan terpadu yang melibatkan seluruh instansi terkait untuk menguji sistem dan prosedur standar masing-masing institusi yang terlibat. 

Selain penanganan pada saat kejadian, dalam PKD tahun ini juga terdapat skenario penanganan pasca kejadian. Yakni penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meters. Bahkan PT Angkasa Pura II (Persero) juga  melakukan latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat.  

Seperti tindakan khusus yang dapat dikomunikasikan oleh maskapai,  termasuk mengaktifkan pusat panggilan darurat serta membuka pusat informasi untuk keluarga korban.  

"Latihan ini juga merupakan upaya untuk mengukur kesiapan dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) serta memperlancar fungsi instruksi, komunikasi, dan koordinasi," ujarnya. (Pramita Tristiawati) 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya