Kandidat Capres Diminta Adu Gagasan Atasi Kemiskinan

Pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019 diharapkan mempunyai komitmen mengentaskan kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Nov 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2018, 10:00 WIB
Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno
Dua pasang capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menunjukan nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019 diharapkan mempunyai komitmen mengentaskan kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati ‎dalam diskusi Konektivitas Antar Wilayah dan Integrasi Sistem Logistik Nasional, Tol Laut, Efektif Meretas Disparitas Ekonomi yang diadakan Repnas.

Dia mengatakan, kemiskinan dan lapangan kerja merupakan masalah fundamental yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, kedua hal ini harus menjadi fokus utama dari para kandidat.

"Paling utama harus dijawab capres dan cawapres persoalan ekonomi dasar dulu untuk masyarakat," ujar dia di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Enny mengungkapkan, saat ini terdapat sekitar 60 juta penduduk Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Sedangkan angka pengangguran masih berada di kisaran 14 persen.

"Yang utama, kami melihat kemiskinan mengakses kebutuhan pokok. Yang pertama harga kebutuhan dan memenuhi harga kebutuhan pokok itu adalah pekerjan. Lapangan pekerjaan," kata dia.

Namun sampai saat ini, dia menilai, belum ada penyampaian program nyata dari pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Untuk itu, Enny akan menggagas sebuah forum yang substansif menggali tidak hanya visi-misi, tetapi program konkret yang akan dilakukan dua kubu untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Kami menginisiasi list problem. Statement menginventarisir langsung. Tanya perbedaan bukan mengomentari program, tetapi program anda apa, program anda apa," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya