Operasikan Gardu Induk Pangkalan Bun, PLN Hemat Rp 130 Miliar per Tahun

Dengan beroperasinya Gardu Induk Pangkalan Bun 150 kilo Volt (kV) PLN dapat menurunkan Biaya Pokok Produksi Penyediaan (BPP) listrik di Kotawaringin Barat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Des 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 11:00 WIB
20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mengoperasikan Gardu Induk (GI) Pangkalan Bun 150 kilo Volt (kV) untuk‎ meningkatkan kehandalan pasokan listrik di Kabupaten Kota Waringin, Kalimantan Tengah. Pengoperasian ini dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri mengatakan, dengan beroperasinya Gardu Induk Pangkalan Bun, kondisi kelistrikan Kalimantan Tengah (Kalteng) akan semakin handal.

Ini karena sistem kelistrikan Pangkalan Bun terhubung (interkoneksi) dengan sistem kelistrikan interkoneksi Barito - Mahakam (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur) yang saat ini memiliki kelebihan daya mencapai lebih dari 200 Mega Watt (MW).

"Sebagai suplai utama, sistem kelistrikan Barito tentunya dapat memenuhi permintaan kebutuhan energi listrik dalam skala besar bagi para pelaku investasi yang bergerak di bidang industri maupun bisnis,” kata Machnizon, di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Sebelumnya, pasokan listrik Pangkalan Bun dari sistem kelistrikan yang terpisah (isolated), yaitu bersumber dari Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berdaya mampu 33,65 Mega Watt (MW). Dengan sistem interkoneksi ini, maka pasokan utama kelistrikan di Pangkalan Bun akan disuplai langsung dari Sistem Interkoneksi Barito - Mahakam.

Total investasi yang dikeluarkan PLN untuk membangun GI Pangkalan Bun 150 kV mencapai Rp 106 Miliar. Sedangkan untuk mewujudkan sistem interkoneksi dengan Pangkalan Bun, PLN juga membangun infrastruktur kelistrikan lainnya yang meliputi GI Sampit 150 kV dan Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

Total Tower SUTT yang dibangun untuk menghubungkan GI Pangkalan Bun dengan GI Sampit sebanyak 474 Tower dengan jalur transmisi sepanjang 167 kilo meter sirkit (kms). Jalur transmisi tersebut membentang melintasi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Waringin Timur, Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Kotawaringin Barat yang meliputi 7 Kecamatan dan 20 Desa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Turunkan Biaya

2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Sejumlah petugas melakukan pengecekan daya listrik di kawasan Gardu Induk Karet Lama, Jakarta, Senin (25/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dengan beroperasinya Gardu Induk Pangkalan Bun 150 kilo Volt (kV) PLN dapat menurunkan Biaya Pokok Produksi Penyediaan (BPP) listrik di Kotawaringin Barat, sebab dapat mengurangi penggunaan PLTD berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) dengan penghematan Rp 363 juta per hari atau Rp 130 miliar per tahun.

Kehandalan pasokan listrik juga membuat kemudahan mendapatkan energi listrik atau Getting Electricity. Hal tersebut merupakan salah satu indikator dalam kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business). Artinya semakin mudahnya konsumen atau investor dalam mendapatkan energi listrik, maka semakin mudah pula mereka mau untuk berinvestasi.

“Berdasarkan laporan World Bank, Ease of Doing Business di Indonesia dalam kemudahan mendapatkan energi listrik meningkat setiap tahunnya, dari peringkat 61 menjadi peringkat 38. Inilah wujud dari kerja nyata PLN dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya