Konsumsi Listrik Jawa Bali Turun Saat Natal dan Tahun Baru

Konsumsi listrik sistem Jawa Bali akan turun saat Natal dan ‎Tahun Baru, sehingga cadangan akan lebih dari 30 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Des 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 16:30 WIB
20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Ungaran - Konsumsi listrik sistem Jawa Bali akan turun saat Natal dan ‎Tahun Baru, sehingga cadangan akan lebih dari 30 persen. Hal ini membuat kebutuhan listrik akan terpenuhi ketika perayaan Natal dan Tahun Baru dilaksanakan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan memperkirakan, beban puncak sistem Jawa Bali kecenderungannya menurun pada Desember 2018 dibandingkan bulan sebelumnya. Ini karena ada libur akhir tahun dan berkurangnya aktivitas industri.

"Beruntung ini menurut teman-teman PLN mungkin banyak industri besar akan mengurangi aktivitas," kata Jonan, saat meninjau kesiapan PLN dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru, di Area Pengatur Beban (APB) PT PLN (Persero) Jawa Tengah - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah Kamis (13/12/2018).

Jonan menuturkan, dengan banyaknya industri besar yang mengurangi kegiatannya, kelebihan daya lebih dari 30 persen dari daya pasok dapat dialihkan untuk kegiatan dan acara-acara liburan Natal dan Tahun Baru. Jadi kebutuhan listrik tetap terpenuhi.

"Jadi bisa digunakan untuk tambahan penggunaan atau beban lain selama Natal dan Tahun Baru," terang Jonan.

Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengungkapkan, saat kondi‎si normal beban kelistrikan Jawa Bali mencapai 27.700 Mega Watt (MW) atau 82 persen dari daya mampu pasokan listrik Jawa Balin mencapai 33.639‎ MW. Saat libur natal dan tahun beban hanya terpakai 70 persen.

"Untuk Jawa Bali, itu bebannya 82 persen saat Natal dan Tahun Baru menjadi 70 persen," ujar dia.

 

Konsumsi Naik Saat Natal dan Tahun Baru, Pasokan Bensin Bertambah

20160315-Hore, Harga BBM Pertamina Turun Rp 200 Per Liter-Jakarta
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin akan naik saat libur natal dan tahun baru 2019. Sementara solar akan turun.

Jonan mengatakan, ‎libur natal dan tahun baru akan mendorong masyarakat untuk bepergian dengan menggunakan kendaraan. Kondisi ini akan meningkatkan konsumsi BBM jenis bensin berupa Premium dan Pertamax Cs.

"Tapi berbasis bensin misalnya, Premium, misalnya pertamax pertamax pus ‎mengalami kenaikan," kata Jonan, saat mengunjungi Pos Pemantauan Gunung Merapi Kali Urang, Yogyakarta, Rabu 12 Desember 2018.

Jonan melanjutkan, untuk konsumsi solar justru turun lantaran berkurangnya aktivitas industri dan pengiriman logistik karena libur Natal dan Tahun Baru 2019. "Kalau solar turun, karena aktivitas turun, bus mungkin naik tapi truk turun,‎" tutur dia.

Agar kenaikan konsumsi bensin dapat terpenuhi, menurut Jonan ‎akan ada penambahan pasokan. Selain itu, ketersediaan BBM juga difokuskan pada akses masuk dan keluar jalan tol dan tempat tujuan wisata.

"Ada penambahan stok,  mesti nambah kalau tahun lalu 7-8 persen kalau tahun lalu. Alokasi khusus yang jadi fokus pintu keluar masuk jalan tol. Sekarang Trans Jawa ‎selain mestinya ditambah karena libur ini orang bepergian," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya