Konsumsi Listrik Masyarakat RI Masih di Bawah Malaysia

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan jika konsumsi listrik nasional pada 2017 ‎belum mencapai target.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Agu 2018, 08:20 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2018, 08:20 WIB
Petugas PLN memasang listrik untuk warga Kutai Kartanegara (Dok Foto: PT PLN (Persero)
Petugas PLN memasang listrik untuk warga Kutai Kartanegara (Dok Foto: PT PLN (Persero)

Liputan6.com, Jakarta Konsumsi listrik masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Malaysia. Konsumsi listrik per kapita masyarakat Negeri Jiran mampu mencapai 5.000 kilo Watt hour (kWh) per kapita per tahun, sementara Indonesia masih di kisaran 1.012 kWh per kapita.

"Jadi memamg perlu didongkrak karena kita masih seperlima, di bawah Malaysia. Jadi kita harus berni melompat," jelas Direktur PLN Regional Sulawesi Syamsul Huda, seperti dikutip Kamis (9/8/2018).

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan jika konsumsi listrik nasional pada 2017 ‎belum mencapai target. Kondisi ini membuat konsumsi listrik di Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Singapura.

Realisasi konsumsi listrik Indonesia pada 2017 mencapai 1.012 kilo Watt hour (kWh) per kapita, di bawah target yang dicanangkan sebesar 1.058 kWh per kapita.

Syamsul Huda mengungkapkan, salah satu upaya mendongkrak konsumsi listrik di Indonesia melalui program pembangkit 35 ribu mega watt (MW) yang dicanangkan pemerintah.

Menurut dia, keberadaan program ini memudahkan PLN untuk membangun pembangkit dan memungkinkan terjadinya penambahan konsumsi listrik di masyarakat.

"Program 35 ribu MW membuat PLN jadi lebih mudah karena ada payung yang bisa digunakan PLN untuk menyelesaikan masalah kelistrikan," jelas dia.

Syamsul Huda menuturkan, sejak awal Indonesia Merdeka, hanya memiliki pasokan listrik sebesar 47 ribu MW. Padahal setiap tahun kebutuhan meningkat. Hal itulah yang mendasari pemerintah menargetkan ada penambahan pasokan listrik hingga 35 ribu MW dalam kurun waktu 5 tahun.

"Kurun 5 tahun aset PLN bisa dua kali lipat. Program 35 ribu MW memberi ruang PLN membuat lompatan karena kita sudah tertinggal," jelas dia.

Meski dia mengakui meski bila program 35 ribu MW terlaksana seluruhnya, konsumsi listrik masyarakat Indonesia masih tertinggal dari Malaysia. Namun setidaknya, Indonesia berupaya menambah pasokan listrik di dalam negeri.

Target Listrik Desa

PT PLN menargetkan seluruh desa di Sulawesi akan teralirkan listrik pada akhir 2018. Sumber pasokan listrik akan disesuaikan dengan kondisi lokasi desa.

Adapun target desa di Sulawesi yang teralirkan listrik pada tahun ini sebanyak 901. Sebanyak 297 desa berlokasi di Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (SUTG). Sementara Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebanyak 604 desa.

"Pasokan listrik dengan melihat kearifan wilayah tersebut, misal dari PLTD, microhydro, hingga lampu tenaga surya dan lainnya," kata Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi, Syamsul Huda di Manado, seperti dikutip Rabu (8/8/2018).

Adapun hingga Juni 2018, tercatat jika desa yang sudah teralirkan listrik mencapai 8 desa untuk wilayah SUTG. Sementara untuk wilayah SSTB sudah teralirkan listrik 134 desa.

Dia menuturkan, jika desa yang menjadi sasaran penerangan merupakan desa terluar, terdalam dan tertinggal. "PLN lebih prioritas yang gelap gulita, seluruh desa terang," tutur Huda.
 
GM PLN Sulutenggo Edison Sipahutar menuturkan, pihaknya menyiapkan dana sekitar Rp 700 miliar untuk melistriki desa di Sulutenggo. "Kami kira-kira akan membangun listrik di 297 desa," jelas dia.
 
Namun, dia mengakui jika banyak kendala untuk bisa memberikan penerangan bagi desa-desa tersebut. Salah satunya terkait keberadaan hutan lindung, serta soal sosialisasi pembebasan lahan.
 
"Tapi potensi desa sebenarnya di Sulutenggo persentase listrik desa PLN sudah 94,09 persen," dia menambahkan.
 
Tonton Video Menarik Ini:
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya