Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terus memacu pembiayaan perumahan di sektor non-formal dengan memfasilitasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi. Terbaru, BTN memberikan fasilitas KPR bagi sekitar 4.000 anggota Perhimpunan Persaudaraan Pencukur Rambut Garut (PPRG).
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, langkah ini merupakan salah satu upaya perseroan memperluas akses KPR Subsidi untuk para pekerja non-formal sebagai bentuk komitmen mensukseskan Program Sejuta Rumah.
"Pekerja non-formal yang menjadi sasaran kali ini adalah para pekerja di sektor jasa, yaitu pencukur rambut yang tergabung dalam Perhimpunan Persaudaraan Pencukur Rambut Garut," katanya Maryono dalam keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).
Advertisement
BTN sebelumnya juga memfasilitasi Asosiasi Pedagang Mie Bakso (APMISO), pengemudi taksi yang bekerja di bawah naungan PT Blue bird Tbk (BIRD), membantu program pembangunan rumah swadaya bagi guru honorer dengan program ABCG (Akademisi, Business,Community and Government) serta mitra Gojek dan Grab mendapatkan KPR BTN Mikro.
Baca Juga
Maryono menjelaskan dengan rata-rata penghasilan kurang lebih Rp 4 juta per bulan, para pencukur rambut tersebut berpeluang mendapatkan pembiayaan perumahan, khususnya KPR Subsidi.
“Kami melihat komitmen yang kuat dari para anggota PPRG untuk memiliki tempat tinggal, mengembangkan bisnis, hingga ingin membangun museum dan membuat wahana wisata di sekitar Garut. Jadi BTN optimistis kemampuan ekonomi para pencukur rambut Garut pada umumnya dapat berkembang pesat sehingga dibutuhkan layanan jasa perbankan yang mumpuni,” paparnya.
Perumahan PPRG yang dibangun untuk anggota PPRG terletak di tanah seluas 50 ribu meter persegi di desa Sukamukti, kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Untuk tahap pertama akan didirikan sekitar 150 unit rumah tipe 30/60 dengan harga jual sekitar Rp 130 juta.
Pembangunan rumah dilakukan secara bertahap, seiring perluasan lahan perumahan yang direncanakan hingga 100 ribu meter persegi.
"Perseroan akan membantu proses administrasi bagi komunitas pencukur rambut sebagai debitur yang layak menerima program KPR Subsidi. Selain itu sesuai yang dijanjikan pemerintah, bunga KPR Subsidi ditetapkan tetap sebesar lima persen dengan uang muka minimal satu persen," terang Maryono.
Dengan bunga yang ringan, masyarakat juga diberi keringanan uang muka oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 4 juta.
"Alhasil, angsuran rumah yang akan dibayar debitur hanya sekitar Rp 800 ribu dengan jangka waktu KPR maksimal 20 tahun,” urainya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Segmen Tak Pernah Disentuh Perbankan
Menurut Maryono, masyarakat yang sering tidak disentuh perbankan secara umum adalah masyarakat berpenghasilan rendah atau berpenghasilan tidak tetap. Namun, justru di segmen ini BTN unggul karena berani membuka bekerjasama dengan institusi yang menaungi para pekerja serta komunitas pekerja sektor non formal.
Terkait kinerja, hingga akhir 2018 emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini telah melampaui target penyaluran KPR Subsidi dan Non Subsidi.
Realisasi kredit properti berupa KPR maupun kredit konstruksi untuk KPR mencapai 757.093 unit yang terdiri dari KPR subsidi untuk 583.634 unit baik dalam bentuk KPR subsidi maupun kredit konstruksi untuk KPR subsidi dengan nilai total mencapai Rp 39,2 triliun.
Sementara KPR Non Subsidi yang dikucurkan baik dalam bentuk KPR non subsidi maupun kredit konstruksi untuk KPR non subsidi mencapai 173.459 unit atau setara Rp 33,04 triliun.
Advertisement