Dukung Bisnis Perbankan, BTN Gandeng 4 Perusahaan Rintisan

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berkolaborasi dengan empat startup atau perusahaan rintisan untuk mendukung bisnis perseroan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Des 2018, 17:36 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 17:36 WIB
Pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berkolaborasi dengan empat startup atau perusahaan rintisan untuk mendukung bisnis perseroan. Empat startup tersebut yakni KYCK!, ManPro, Gradana dan Buildeco.

"Saat ini kami berkolaborasi dengan empat startup ini untuk mendukung bisnis di antaranya mempercepat pelayanan kepada nasabah. Kalau untuk akuisisi masih perlu kajian lebih lanjut," ujar Direktur Utama Bank BTN, Maryono di sela-sela acara Digital Start Up Connect 2018 di Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Maryono mengungkapkan, untuk kolaborasi dengan KYKC! akan mempermudah nasabah BTN mengisi data dalam pembukaan rekening tabungan.

Dengan penggunaan teknologi optical character recognation (OCR) pembukaan rekening tabungan hanya memerlukan foto KTP.  Kemudian dengan Manpro, BTN bekerja sama dalam penggunaan aplikasi monitoring pembangunan proyek perumahan agar sesuai dengan rencana anggaran biayanya. 

Sementara dengan Gradana, BTN bekerja sama dalam KPR autoapproval untuk pasar properti. Gradana akan membantu debitur dalam pencicilan uang muka KPR. 

"BTN dan Gradana bekerja sama dalam pembelian properti. BTN memberikan pencairan berdasarkan analisis kredit dan Gradana memberikan pencairan sejumlah uang muka kepada debitur," paparnya.

Sedangkan dengan Buildeco, lanjut Maryono, BTN akan bekerja sama dalam portal perdagangan elektronik untuk pembelian bahan bangunan bagi mitra perseroan untuk mendukung program sejuta rumah, program konstruksi dan program infrastruktur lainnya. 

"Dengan jumlah pengguna internet yang terus meningkat di Indonesia, perkembangan start up  semakin pesat, terutama e-commerce dan financial technology karena itu perbankan harus memanfaatkan mereka sebagai peluang bisnis sekaligus mitra untuk meningkatkan layanan digital perbankan," kata dia.

 

Strategi BTN

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BTN akan melakukan sejumlah strategi untuk memanfaatkan perkembangan ekosistem digital di Indonesia. Strategi pertama, Maryono menjelaskan, adalah bermitra dengan Plug n Play Indonesia dalam mencari perusahaan-perusahaan start up yang akan dijadikan sebagai strategic partner BTN untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan BTN dalam bertransformasi digital. 

"Disrupsi ekonomi tidak dapat dihindari, selain mengoptimalkan perputaran dana dari para unicorn di ekosistem digital, perbankan pun harus fleksible membuka peluang kerjasama dengan start up dan fintech untuk meningkatkan service excellence layanan perbankan; yang berdampak pada peningkatan customer trust dan peningkatan fee based income," ujar Maryono.

Strategi kedua adalah penguatan e-channel, BTN akan fokus meningkatkan kolaborasi dengan e-commerce dan fintech. Salah satunya dengan menjadi e-commerce acquirer mengingat transaksi e-commerce di Indonesia tumbuh sangat pesat.

Maryono menuturkan, tren ke depan, e-commerce diramalkan akan terus mendominasi perkembangan start up di Indonesia bersama dengan financial technology (fintech).

Berdasarkan riset Google dan Temasek Holding, ekonomi digital e-commerce di Indonesia bisa menyentuh angka US$ 53 miliar pada 2025. Angka tersebut lebih dari separuh angka ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan Google & Temasek akan menyentuh US$ 100 miliar pada 2025. 

Sementara fintech terus membukukan nilai pinjaman yang terus meningkat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akumulasi jumlah pinjaman sejak 2016 hingga Juli 2018 tercatat sebesar Rp9,21 triliun atau meningkat 259,36 persen (year to date).

Menurut Maryono, kebutuhan dana dan kredit akan terus meningkat. Oleh karena itu, bank harus cepat beradaptasi dengan perkembangan digital. Apalagi bersaing dengan maraknya peminat fintech. Selain itu, BTN berencana membuat aplikasi bergerak atau mobile apps untuk agen laku pandai dan digital on boarding untuk aplikasi kredit maupun pembukaan rekening.

"Start up harus dirangkul perbankan, karena menguntungkan perbankan dan yang terpenting mempermudah masyarakat menikmati akses layanan perbankan yang mereka butuhkan," pungkasnya. (Yas)

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya