Liputan6.com, Jakarta Masyarakat kini bisa membeli emas Pegadaian secara online. Ini seiring langkah kerja sama Pegadaian dengan Tokopedia yang meluncurkan fitur jual-beli emas secara online.
Fasilitas penjualan emas online bertujuan untuk memudahkan masyarakat khususnya generasi milenial yang memiliki keinginan untuk memulai berinvestasi. Namun khususnya investasi emas namun belum memiliki dana yang banyak.
Advertisement
Baca Juga
“Kami melihat semakin banyak minat dari masyarakat yang baru pertama kali ingin berinvestasi emas. Ini salah satu misi dari Tokopedia untuk meningkatkan keuangan Indonesia, dan alasan kami memilih Pegadaian sebagai partner karena merupakan perusahaan BUMN yang produk-produknya diawasi OJK,” ujar Co-Founder dan Vice Chairman Tokopedia, Leontinus Alpha Edison di Jakarta pada Rabu (30/1/2019).
Masyarakat dapat melakukan investasi emas dalam aplikasi Tokopedia serta menambah hanya dengan Rp 500. Pembayaran investasi emas ini dapat dilakukan melalui OVO Cash.
Ada beberapa level membership untuk para pengguna sesuai dengan transaksi yang dilakukan, yaitu Gold Club, Gold Prime dan Gold Prestige. Semakin tinggi level yang dimiliki maka semakin banyak fitur yang pelanggan dapatkan.
Meskipun harga yang dibayarkan terbilang cukup murah, masyarakat tidak perlu khawatir karena transaksi jual-beli ini berada dibawah pengawasan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian (Persero), Harianto Widodo menambahkan bahwa kerja sama ini diharapkan agar memperluas segmen pasar Pegadaian serta meningkatkan kinerja bisnis kedua belah pihak.
Pegadaian Incar Pertumbuhan Nasabah Jadi 12,3 Juta
PT Pegadaian (Persero) makin agresif menambah nasabah pada 2019. Ini ditunjukkan dari target pertumbuhan 23,4 persen menjadi 12,3 juta nasabah di tengah ketatnya persaingan.
"Kami akan lebih agresif menggarap nasabah UMKM dan milenial, karena masih banyak ruang untuk menumbuhkan di segmen itu. Selain itu, juga akan mengembangkan produk-produk inovstif lainnya," ujar Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto dalam keterangan tertulis, Rabu (9/1/2019).
Dia menuturkan, nasabah Pegadaian mencapai 10 juta pada 2018, naik 9,4 persen dari 2017 sekitar 9,5 juta nasabah.
Baca Juga
"Banyak ruang untuk melakukan terobosan agar target tahun ini bisa dicapai, seperti meluncurkan fintech misalnya. Di era digital ekonomi dan terus bertumbuhnya fintech dan gadai swasta, mendorong kami untuk terus berinovasi," ujar dia.
Kuswiyoto optimistis, dampak dari munculnya gadai swasta dan fintech belum akan menggerus bisnis perseroan. Mengingat pangsa pasar industri pegadaian nasional masih dikuasai oleh Pegadaian yaitu di atas 90 persen.
"Kami memiliki SDM yang berpengalaman dan jaringan yang luas hingga ke pelosok di Tanah Air," dia menegaskan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, ada sebanyak 16 perusahaan gadai swasta yang telah mendapatkan izin pada Oktober 2018. Sedangkan perusahaan yang baru terdaftar di OJK sebanyak 41 perusahaan gadai.
Sementara itu, perusahaan fintech swasta yang telah mendapatkan izin OJK baru 1 perusahaan dan yang terdaftar di OJK sebanyak 77 perusahaan.
"Terus bertumbuhnya bisnis pegadaian dan fintech menunjukkan bahwa pasar gadai dan non gadai masih besar," pungkas dia.
Advertisement