Ekonom Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,14 Persen pada 2018

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi 5,06 persen pada kuartal IV 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Feb 2019, 10:47 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2019, 10:47 WIB
Investasi Meningkat, Ekonomi Indonesia Kuartal 1 Tumbuh 5,06 Persen
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (7/5). Pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2018 tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode sama dalam tiga tahun terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2018 diperkirakan tumbuh 5,06 persen. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 akan mencapai 5,14 persen.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menuturkan, aktivitas ekonomi cenderung melambat pada kuartal IV 2018. Hal itu membuat pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2018 akan tumbuh 5,06 persen. Perkiraan itu lebih rendah dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2017 sebesar 5,19 persen.

David menambahkan, pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi harga komoditas melemah pada kuartal IV 2018. Ditambah permintaan global juga melambat sehingga pengaruhi ekspor Indonesia.

Di sisi lain, investasi juga melambat. Ekspor dan investasi melambat tersebut didorong ada perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, bank sentral AS juga menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018.

“Akhir tahun, pelaku usaha juga wait and see memasuki pemilu,” ujar David saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (6/2/2019).

Meski demikian, David prediksi pertumbuhan ekonomi 2018 mencapai 5,14 persen. Angka ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,07 persen.

"Pada 2018, daya beli masyarakat masih cukup bagus, pertumbuhan konsumsi meningkat lima persen, dan inflasi rendah. Pertumbuhan ekonomi 2018 sekitar 5,14 persen," tambah David.

 

Sistem Keuangan RI Berjalan Baik pada Kuartal IV 2018

Pemerintah dan Pakar Bahas Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembicara dalam DBS Asian Insights Conference 2018 di Jakarta, Kamis (31/1). Acara ini mengumpulkan para pembuat kebijakan dan pakar ekonomi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi ekonomi dalam negeri sepanjang Kuartal IV-2018 dalam kondisi normal dan berjalan baik.

Hal ini merupakan hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh seluruh anggota KSSK terdiri dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan. 

"Keseluruhan aspek yang dilihat oleh KSSK menunjukkan bahwa sistem keuangan kita dalam kondisi normal dan berjalan baik," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 29 Januari 2019.

Sri Mulyani mengatakan, beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan KSSK adalah kondisi perekonomian global termasuk koreksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh lembaga luar negeri seperti IMF.

Selain itu, KSSK juga mengamati kebijakan Amerika Serikat (AS) baik secara moneter maupun perang dagang dengan China. 

"Kami meneliti seluruh potensi risiko yang berasal dari luar negeri seperti pelemahan kondisi perekonomian global yang disampaikan oleh berbagai pihak termasuk IMF yang menurunkan proyeksi ekonomi tahun ini," ujar dia.

"Kita juga melihat kebijakan-kebijakan ekonomi terutama yang berasal dari AS. Baik oleh The Fed maupun dari eksekutifnya serta perang dagang dengan Tiongkok serta pelemahan dari perekonomian RRT yang semuanya akan memiliki potensi dampak kepada ekonomi dalam negeri," sambungnya. 

Sri Mulyani menambahkan, KSSK akan terus mengawasi segala komponen yang dapat memengaruhi ekonomi dalam negeri.

"Ini adalah komitmen kita bersama menjaga ekonomi Indonesia dan stabilitas keuangan sehingga kita bisa mendukung stabilitas keuangan dengan pertumbuhan, kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya