Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia turun di bawah posisi tertinggi tahun ini, seiring keluarnya data yang menunjukkan terjadi peningkatan persediaan minyak mentah untuk pekan kelima dan adanya rekor produksi. Kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi global ikut membebani.
Naman penurunan harga minyak masih dibatasi oleh pemangkasan pasokan yang dipimpin OPEC dan sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran. Kemajuan dalam diskusi kesepakatan perdagangan Washington-Beijing juga turut mendukung harga.
Baca Juga
Melansir laman Reuters, Jumat (22/2/2019), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 13 sen menjadi USD 57,03 per barel. Harga sempat menyentuh posisi tertinggi tahun ini USD 57,55 pada hari sebelumnya.
Advertisement
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent turun 1 sen menjadi USD 57,07 setelah menyentuh puncaknya di tahun ini sebesar USD 67,38 pada rabu.
Stok minyak mentah AS naik selama lima minggu berturut-turut ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Ini karena produksi mencapai rekor tertinggi dan pemeliharaan musiman mempertahankan tingkat pemurnian rendah minggu lalu, menurut lembaga Administrasi Informasi Energi.
Stok minyak mentah AS naik 3,7 juta barel dalam sepekan hingga 15 Februari menjadi 454,5 juta barel, tertinggi sejak Oktober 2017, bahkan ketika ekspor minyak mentah melonjak 1,2 juta barel per hari ke rekor 3,6 juta barel per hari.
"Secara keseluruhan laporan ini bearish, khususnya kenaikan kuat dalam stok minyak mentah," kata Cartsen Fritsch, Analis Commerzbank di Frankfurt.
Produksi di Amerika Serikat, yang tahun lalu menjadi produsen minyak mentah utama dunia, naik ke rekor tertinggi sebesar 12 juta barel per hari. "Ini yang juga dapat meredam sentimen," tambah Fritsch.
Namun, pengetatan pasokan secara global membantu mengurangi kerugian harga minyak dunia.
Faktor Lain
Harga minyak telah naik tahun ini setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bpd) untuk mencegah pertumbuhan pasokan.
Anggota OPEC Nigeria memberi isyarat pada hari Rabu bahwa mereka akan membatasi produksi usai naik pada Januari.
Di sisi lain, sanksi AS telah memukul ekspor minyak mentah Iran dan kerusuhan yang terjadi di Venezuela telah membatasi produksi Libya.
Pembicaraan antara Amerika Serikat dan Cina untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang telah menghambat pertumbuhan global mungkin mengalami kemajuan, membantu mengangkat harga minyak mentah.
Kedua belah pihak telah mulai menguraikan komitmen pada poin-poin utama pertikaian, sumber-sumber yang akrab dengan negosiasi mengatakan kepada Reuters.
Namun, para analis mengatakan bahwa perlambatan ekonomi global - tanda-tanda yang muncul akhir tahun lalu - telah mencegah harga melonjak melampaui level tertinggi yang dicapai minggu ini.
Advertisement