Ada Tempat Bersandar Perahu Nelayan Tradisional di PLTU Suralaya

Lokasi sandar kapal di PLTU Suralaya mampu memuat 100 unit perahu milik nelayan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 22 Feb 2019, 19:41 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2019, 19:41 WIB
Cuaca Buruk, Nelayan Muara Angke Libur Melaut
Deretan kapal nelayan terparkir di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (27/12). Nelayan Muara Angke memilih libur melaut karena angin muson barat dan gelombang tinggi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PLTU Suralaya memberikan lokasi sandar kapal bagi nelayan tradisional di Kota Cilegon, Banten. Adanya tempat bersandar tersebut untuk mendukung nelayan tradisional untuk terus mencari ikan.

"Dulu sebelum ada proyek pembangunan unit 9 dan 10, nelayan menyandarkan kapal seadanya saja. Ketika itu perahu nelayan ditempatkan di pesisir pantai saat itu pantai Kelapa Tujuh," kata Rebudin ketua nelayan Rukun Suralaya yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon, Jumat (22/02/2019).

Kelompok nelayan Rukun Suralaya beranggotakan 130 nelayan. Di tengah industri di Kota Baja, mereka bertahan mencari ikan secara tradisional.

Nantinya, di lokasi sandar kapal itu mampu memuat 100 unit perahu milik nelayan. Lokasi sandar kapal memiliki lebar 57 meter dan panjang 215 meter.

"Kolam bandar seluas 1,3 hektare tersebut akan mampu menampung perahu nelayan sekitar 100 unit," terangnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Melestarikan Mata Pencaharian

Ribuan nelayan Cilacap libur melaut akibat gelombang tinggi pada musim angin barat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ribuan nelayan Cilacap libur melaut akibat gelombang tinggi pada musim angin barat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

PLTU Suralaya yang merupakan salah satu BUMN itu mengaku memberikan sebagian lahan milik PLTU Suralaya pembangkit Jawa-Bali, untuk melestarikan keberadaan nelayan tradisional dan menjaga kehidupan ekonomi mereka tetap berlangsung.

"Pangkalan Nelayan itu memang berada di atas lahan PT Indonesia Power. Namun sebagai upaya asas manfaat terhadap masyarakat sekitar, maka lahan tersebut dikelola oleh masyarakat Suralaya khususnya masyarakat yg berprofesi sebagai nelayan," kata Kardi B Kasiran, koordinator pengerjaan unit 9 dan 10 PLTU Suralaya pembangkit listrik Jawa-Bali.

Peran pemerintah pusat melalui Kesyahbandaran Otoritas dan Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten, akan membantu nelayan tradisional untuk meningkatkan tangkapan laut nya.

Seperti pelatihan penangkapan ikan yang baik sampai menerbitkan ijin perahu secara gratis.

"Nanti kita bantu nelayan menerbitkan sertifikat perahu mereka, tentunya gratis dan tidak dipungut biaya," kata Herwanto, Kepala KSOP Klas I Banten.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya