Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjanjikan akan segera merampungkan proses penyelidikan terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, di Perairan Karawang, Jawa Barat, pada Oktober 2018.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, mengatakan bahwa hasil investigasi ditargetkan akan diumumkan pada Agustus 2019.
"Terkait seluruh hasil investigasi ini akan disampaikan oleh KNKT pada final report yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada bulan Agustus atau September 2019," kata dia, di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Advertisement
KNKT pun telah melakukan kunjungan ke Boeing untuk melakukan rekonstruksi penerbangan Lion Air JT 610 menggunakan engineering simulator dan diskusi terkait sistem pesawat B737-8 (MAX).
Baca Juga
"KNKT juga telah berdiskusi dengan Boeing dan FAA terkait design system MCAS (Manuvering Characteristic Augmentation System) dan approval yang diberikan oleh FAA," imbuhnya.
Sementara Ketua Subkomite Investigasi KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan 90 persen data yang diperlukan dalam proses investigasi.
"Kami kumpulkan tim dan bicarakan arah analisa. Sekarang tim bagi tugas apa kerjakan apa. Kalau perlu data tambahan akan diisi. Kalau diperlukan ditulis akan jadi draft laporan lalu kirim ke AS, Ditjen Perhubungan Udara, Lion Air, minta tanggapan dari data draft ada yang salah tidak," jelas dia.
Proses pemberian tanggapan masih berlangsung selama dua bulan ke depan dan diharapkan akan rampung di Juni. "Masa pemberian tanggapan 2 bulan. Juni harapannya selesai draft. Agustus sampaikan," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Blackbox Lion Air JT 610: Takbir Terdengar Sebelum Pesawat Jatuh
Kabar terbaru mengenai jatuhnya pesawat Lion Air JT 610mengungkap kata-kata terakhir pilot sebelum pesawat hilang kendali. Kata takbir pun terekam di blackbox.
Dilaporkan NBC News, pada menit-menit akhir, kapten Bhavye Suneja yang berasal dari India tidak bersuara, sementara first officer (kopilot) asal Indonesia, Harvino, terdengar bertakbir.
Kabar ini terkuak dari tiga sumber yang berbicara dengan syarat diberi identitas anonim.
BACA JUGA
Dalam dua menit pertama, kopilot Harvino menyampaikan adanya masalah kendali penerbangan (flight control problem) kepada air traffic control.
Harvino tidak menjelaskan secara spesifik masalahnya, tetapi seorang sumber berkata kecepatan udara (airspeed) disebutkan dalam rekaman. Sumber lain menyebut indikator menunjukkan masalah di display kapten, bukan di display kopilot.
Menurut tiga sumber tersebut, pilot dan kopilot Lion Air JT 610 tetap bersikap tenang selama hampir seluruh waktu penerbangan. Menjelang akhir, Kapten Bhavye Suneja meminta kopilot untuk memeriksa handbook yang memiliki daftar mengenai kejadian abnormal.
Sistem komputer pesawat Lion Air JT-610 disebut mendeteksi terjadinya stall (aliran angin di sayap pesawat terlalu lemah untuk menerbangkan pesawat). Kapten pesawat berusaha terus menaikkan pesawat tetapi komputer malah tetap mendeteksi stall dan terus mendorong hidung pesawat ke arah bawah.
Pihak investigator sedang menyelidiki faktor-faktor seperti mengapa komputer memerintahkan pesawat untuk menukik atas respons sensor yang faulty, dan juga terkait apakah para pilot telah menjalani pelatihan mumpuni untuk merespons keadaan darurat.
Pihak Lion dan Boeing menolak berkomentar mengenai kabar ini. Pesawat Boeing 737 Max 8 yang digunakan Lion Air JT 610 juga telah disuspens di berbagai negara.
Advertisement