Rupiah Dibuka Melemah, Namun Peluang Kenaikan Masih Lebar

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.136 per dolar AS hingga 14.163 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Mar 2019, 11:40 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 11:40 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan Jumat ini. Namun, rupiah masih berpotensi untuk menguat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/3/2019), rupiah dibuka di angka 14.136 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Menuju siang rupiah melemah ke 14.157 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.136 per dolar AS hingga 14.163 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat ke 1,62 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.157 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.102 per dolar AS.

"Fokus investor global masih pada Amerika Serikat terkait the Fed dan trade-deal antara AS-China," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih sepeti dikutip dari Antara.

Dari Eropa, Uni Eropa (UE) memberi batas waktu untuk Inggris melakukan Brexit pada 12 April 2019 kendati tidak ada kesepakatan dengan catatan jika Withdrawal Agreement tidak disetujui oleh House of Commons pada minggu depan, tetapi jika disetujui maka diberikan perpanjangan waktu hingga 22 Mei 2019.

Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Inggris Theresa May juga gagal meyakinkan Parlemen Inggris terhadap proposal Brexit dalam dua kali pengambilan suara. Ada kemungkinan Inggris akan keluar dari Uni Eropa (UE) tanpa kesepakatan.

"Namun demikian krisis Brexit ini tidak memberi pengaruh signifikan pada pergerakan pasar global," kata Lana.

Dari domestik, sentimen positif datang yaitu Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang pada Kamis 21 Maret kemarin memutuskan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate tetap 6 persen, begitupun untuk deposit facility tetap 5,25 persen, dan lending facility 6,75 persen.

BI juga menyatakan tetap melakukan kebijakan akomodatif untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit.

Lana memperkirakan, rupiah pada hari ini akan bergerak menguat menuju kisaran antara 14.100 per dolar AS sampai 14.140 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rupiah Menguat 1,05 Persen terhadap Dolar AS hingga 19 Maret

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah mengalami apresiasi atau menguat terhadap dolar AS (USD). Penguatan tercatat sebesar 1,05 persen hingga 19 Maret 2019.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan, nilai tukar rupiah menguat sejalan kinerja sektor eksternal yang membaik.

"Hingga 19 Maret 2019, rupiah menguat 1,05 persen secara point to point dan 0,85 persen secara rerata," kata dia, di kantornya, pada Kamis 21 Mei 2019. 

Selain itu, dia mengatakan, penguatan tersebut juga didukung oleh aliran masuk modal asing yang besar ke pasar keuangan domestik. "Aliran masuk modal asing terutama terjadi di pasar Surat Berharga Negara, sedangkan pasar saham mencatat aliran keluar," ujar dia.

Berdasarkan data BI, aliran masuk modal asing hingga Februari 2019 mencapai USD 6,3 miliar. 

Ke depan, dia menegaskan BI optimistis nilai tukar rupiah akan tetap berada dalam tren menguat dan stabil terhadap dolar AS sejalan prospek sektor eksternal yang membaik.

"BI nilai tukar rupiah akan bergerak stabil sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga dengan baik. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, BI terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, khususnya di pasar uang dan valas," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya