Tertinggal 10 Tahun, Pertumbuhan Startup RI Kini Mampu Lampaui Negara Lain

Indonesia rajin menimba ilmu terkait startup dari negara lain seperti Korea Selatan, Jepang hingga Eropa.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2019, 15:15 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 15:15 WIB
Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengungkapkan pertumbuhan usaha rintisan (startup) di Indonesia sangat pesat. Bahkan sudah melampaui negara Iran yang telah lebih dahulu mengembangkan startup.

Dia menuturkan jika awalnya Indonesia telah tertinggal selama 10 tahun dalam pengembangan startup. Sebagai contoh Iran yang telah mengembangkan startup sejak tahun 2004. Sementara di Indonesia, startup baru merebak sejak tahun 2014.

Tidak mau tertinggal jauh, Menteri Nasir menuturkan mengatakan Indonesia rajin menimba ilmu terkait startup dari negara lain seperti Korea Selatan, Jepang hingga Eropa.

Bahkan Kemenristekdikti telah mengucurkan anggaran khusus untuk mendorong pertumbuhan startup di Indonesia. Tahun ini, anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 400 miliar.

“Sekarang di Indonesia, saya belajar di Korea Selatan, Jepang maupun negara Eropa lainnya. Setelah saya pelajari, saya baca potensi Indonesia yang besar dan mampu. Jadi saya laporkan ke Pak Jokowi dan menyampaikan sekarang dianggarkan khusus untuk startup,” kata dia dalam acara Indonesia Startup Summit, di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Semua usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil yang menggemberikan. Saat ini Kemenristekdikti mencatat ada 1.307 startup di bawah binaannya. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan perumbuhan Iran dalam 10 tahun.

“Dibandingkan dengan Iran, dia memulai tahun 2004. Kita ketinggalan jauh sampai pada 2014. Saya tanya berapa startup yang sudah dikembangkan jadi industri dalam 10 tahun. Akhirnya dari tahun ke tahun dan 2019 Indonesia menghasilkan 1.307 startup melebihi Iran dalam masa 10 tahun,” ungkapnya.

 

 Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Kategori

Ilustrasi Startup
Ilustrasi Startup. Kredit: Freepik

Dari 1.307 startup tersebut dibagi menjadi dua kategori. Yaitu perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) yang sudah masuk industri dan calon perusahaan pemula berbasis teknologi.

"Yang 558 itu perusahaan pemula berbasis teknologi, yang sisanya adalah calon perusahan pemula berbasis teknologi," dia menambahkan.

Fakta tersebut membuat eksistensi startup di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Ini lompatan yang luar biasa dan yang selama ini tidak bisa kita abaikan begitu saja, betul - betul kita perhatikan. Dan dalam hal dalam daya saing, kita ini ada satu kenaikan yang luar biasa dalam riset dan inovasi. Ini yang selama ini tidak pernah mendapatkan perhatian yang serius," tutupnya.

Menristekdikti Beri Penghargaan 5 Startup Inspiratif Karya Anak Bangsa

20160721-Menristek Dikti Mohamad Nasir-M Nasir-Jakarta- Herman Zakharia
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat melakukan kunjungan ke Liputan6.com, Jakarta, Kamis (21/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) memberikan penghargaan kepada lima startup terbaik di Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menristekdikti, Mohamad Nasir dalam acara Indonesia Startup Summit 2019, di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Dijelaskan bahwa kelima startup yang menerima penghargaan tersebut dinilai sebagai karya paling menginsipirasi dari kalangan startup dalam payung PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) dengan 5 kategori.

Lima startup tersebut diantaranya adalah kategori The Most Inspiring Startup yaitu Compac Motorcycle dengan nama founder adalah Suwanto.

Kemudian kategori The Most Social Impact jatuh kepada startup Aruna Indonesia. Kategori The Most Breakthrough Startup yaitu Juragan Kapal dengan produknya Kapal Pelat Datar.

Lalu kategori The Most Growing Startup jatuh kepada motor Gesits yang merupakan kolaborasi Institut Teknologi Sepuluh November dengan Wijaya Karya Kontruksi selaku mitra industri.

Terakhir, kategori The Most Competitive Innovation jatuh kepada Katalis Merah Putih dengan foundernya Prof. Dr Subagio.

Nasir menjelaskan bahwa dengan kemampuan inovasi teknologi, maka suatu bangsa dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.

"Memberikan nilai tambah pada produk teknologi serta akhirnya memberikan kontribusi yang sayang signifikan terhadap perekonomian," kata dia.

Dia menyebutkan, inovasi dan teknologi akan menjadi faktor terpenting dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa di masa depan.

"Kami akan terus konsisten menjaga kualitas inovasi, teknologi dan komersialitas dari karya startup terbaik anak bangsa dalam program PBBT." tutup dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya