Setelah Gojek, Siapa Decacorn Selanjutnya?

Menaksir startup lain asal Indonesia yang akan menyusul Gojek menjadi decacorn.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Apr 2019, 13:24 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2019, 13:24 WIB
Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Gojek akhirnya menyandang status sebagai startup decacorn. Hal ini diketahui dari laporan CB Insight bertajuk The Global Unicorn Club.

Dari laporan itu diketahui bahwa nilai valuasi Gojek saat ini ditaksir USD 10 miliar. Adapun status decacorn disematkan pada startup dengan nilai valuasi USD 10 miliar atau lebih.

Keberhasilan Gojek ini membuatnya menjadi startup pertama asal Indonesia dengan status decacorn. Lantas, bagaimana dengan startup lain asal Tanah Air?

Masih dikutip dari CB Insights, Jumat (5/4/2019), startup lain yang kemungkinan besar dapat menyusul Gojek adalah Tokopedia. Saat ini, ecommerce tersebut diprediksi memiliki nilai valuasi USD 7 miliar.

Selain Tokopedia, kandidat lain yang juga dapat diprediksi menyandang status decacorn adalah Traveloka dan Bukalapak. Masing-masing startup itu disebut memiliki nilai valuasi USD 2 miliar dan USD 1 miliar.

Kehadiran startup decacorn memang sempat disinggung pula oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Rudiantara). Dalam beberapa kesempatan, dia memang menyebut tahun ini akan ada satu startup berstatus decacorn.

Tidak hanya decacorn, dia juga percaya diri bahwa jumlah startup unicorn akan bertambah di tahun ini. Saat ini, status startup unicorn asal Indonesia dimiliki Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

"Indonesia akan memiliki lima unicorn dan satu decacorn tahun depan (2019)," tuturnya akhir tahun lalu. Dia juga menyebut bahwa pihaknya akan fokus untuk mendukung kelahiran startup decacorn.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Bos Bukalapak: Status Decacorn Bukan Tujuan Utama Kami

Co Founder&President at Bukalapak Bagi Inspirasi Bisnis Di EGTC Bandung 2018
Co Founder&President at Bukalapak, M Fajrin Rasyid memberi materi tentang cara melihat peluang dan membuka bisnis selama EGTC 2018 di Universitas Padjajdaran, Bandung (5/12). M Fajrin Rasyid berbagi inspirasi bisnis. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bukalapak merupakan salah satu perusahaan rintisan (startup) yang kini menyandang status unicorn. Dengan kata lain, perusahaan tersebut sudah memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar.

Usai unicorn, predikat yang selanjutnya disandang startup adalah decacorn. Berbeda dari unicornstartup dengan status decacorn memiliki nilai valuasi di atas US$ 10 miliar.

Lantas, apakah Bukalapak siap menjadi salah satu decacorn asal Indonesia? Menjawab pertanyaan tersebut, Co-Founder & President Bukalapak, Fajrin Rasyid menuturkan decacorn tidak menjadi fokus perusahaan.

"Menurut saya yang namanya decacorn atau unicorn itu bukan sesuatu yang kami cari sebagai tujuan utama. Namun, bagaimana Bukalapak bisa terus berkembang dan bisa memajukan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia," tuturnya usai ditemui di konferensi pers ulang tahun Bukalapak ke-9 di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Adapun target yang lebih banyak dibicarakan di internal Bukalapak, menurut Fajrin, adalah soal transaksi atau jumlah pelapak. Sementara nilai valuasi itu tidak lebih dari hasil yang diperoleh setelah target tercapai.

Selain itu, nilai valuasi juga kadang dipengaruhi sejumlah faktor eksternal. Sementara Bukalapak, menurut Fajrin, tidak mau tergantung dengan kondisi semacam itu.

"Karena kalau kami ngomong valuasi itu kan dipengaruhi kondisi ekonomi dan lain sebagainya. Jadi, kami tidak mau bergantung terlalu banyak dengan kondisi eksternal," tuturnya.

(Dam/Isk)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya