Harga Emas Anjlok ke Level Terendah Sepanjang 2019

Di sisi teknis, tembusnya harga emas di bawah level support, mengisyaratkan penurunan lebih lanjut.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Apr 2019, 06:31 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2019, 06:31 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun 1 persen pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) dan menyentuh level terendah sepanjang 2019.

Pendorong penurunan harga emas ini karena seranngkaian data ekonomi yang kuat mendorong peningkatan permintaan akan aset-aset berisiko seperti saham. Sementara harga emas terbebani oleh kenaikan nilai tukar dolar AS.

Mengutip CNBC, Rabu (17/4/2019), harga emas di pasar Spot turun 0,88 persen menjadi USD 1.276,25 per ounce. Sebelumnya harga emas sempat merosot ke level terendah sejak 27 Desember di USD 1.272,70 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 1,1 persen lebih rendah di level USD 1.277,20 per ounce.

"Kami melihat akan ada beberapa tekanan pada emas selama beberapa hari ke depan, terutama dengan musim laporan keuangan yang akan membuat pasar ekuitas lebih kuat," kata Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures.

Harga emas juga terbebani oleh data kuat dari China dan laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari yang diperkirakan.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Saham dan Dolar AS

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Menunjukkan daya tarik yang kuat untuk aset berisiko, bursa saham di Wall Street naik dan membukukan kinerja yang lebih baik dari perkiraan pada perdagangan Selasa. Pendorong di bursa saham tersebut terutama dari emiten farmasi.

Selain itu, bursa saham di pasar global juga ikut terdongkrak didorong oleh data dari China dan peningkatan sentimen di Jerman.

Tak ketinggalan, dolar AS juga menguat, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Investor tengah menunggu angka pertumbuhan ekonomi China untuk melihat isyarat lebih lanjut tentang pertumbuhan global.

Sebuah jajak pendapat dari Reuters memperkirakan pertumbuhan kuartal pertama China telah turun menjadi 6,3 persen, laju terlemah dalam setidaknya 27 tahun.

"Jika data keluar 6 persen, itu akan cukup untuk mendorong kenaikan harga emas," kata Haberkorn.

 

Analisis Teknikal

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Di sisi teknis, tembusnya harga emas di bawah level support, mengisyaratkan penurunan lebih lanjut.

Namun, pembelian emas oleh beberapa bank sentral menjadi penahan penurunan harga emas ke level tang lebih rendah.

Analis Standard Chartered menuliskan kepada paranasabahnya bahwa selain Bank Sentral China, beberapa bank sentral lain juga menaikkan pembelian emas batangan.

Di antara logam mulia lainnya, perak naik 0,09 persen menjadi USD 15,00 per ounce, setelah mencapai USD 14,81 di sesi sebelumnya, terendah sejak 26 Desember.

Harga platinum turun 0,96 persen menjadi USD 876,50 per ounce, sementara paladium turun 0,59 persen menjadi USD 1.353,50.

Defisit berkelanjutan dalam pasokan paladium telah mendorong harga ke rekor tertinggi di USD 1.620,53 bulan lalu dan kemungkinan akan semakin dalam tahun ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya