Liputan6.com, Jakarta - Bandara Baru Yogyakarta atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang berlokasi di Kulon Progo siap beroperasi. Dengan beroperasinya bandara ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, tak hanya di Yogyakarta tetapi juga di Jawa Tengah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan bandara tersebut dengan melakukan pendaratan menggunakan pesawat kepresidenan pada Senin 29 April nanti. Ini sekaligus menandai operasi perdana bandara tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi bandara itu akan dioperasikan pertama hari Senin. Nanti Bapak Presiden akan landing pertama. Setelah itu akan ada lima penerbangan yang akan datang dan pergi," kata dia, saat ditemui, di JS Luwansa, Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Menurut Budi, dirinya sendiri telah melakukan pengecekan kesiapan Bandara pada hari Rabu lalu. Secara umum, kata Budi, Bandara siap beroperasi. "Saya hari Rabu ke sana. Saya lihat ramai, sudah selesai. Panjangnya 3.250 meter lebarnya 75 meter. Jadi satu landasan yang baik sekali," jelasnya.
"Kira-kira sepertiga dari seluruh bandara sudah selesai," imbuhnya.
Beberapa maskapai penerbangan, lanjut dia, sudah menyatakan kesiapan untuk melayani penerbangan di Bandara Kulon Progo. "Ada Citilink, ada Airasia, ada Batik dan dari Lion," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bandara Baru Yogyakarta Bakal Bantu Tercapainya Target 20 Juta Wisman
Keberadaan bandara baru Yogyakarta dinilai akan memberikan dampak signifikan bagi sektor pariwisata Indonesia.
Lantaran selama ini Yogyakarta dan sekitarnya menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan baik lokal maupun mencanegara.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didin Junaedy mengatakan, keberadaan bandara baru tersebut akan membantu pemerintah mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta pada 2019.
"Dampak dari adanya bandara baru di Yogyakarta, itu bisa mengangkat kunjungan wisatawan ke Indonesia sehingga bisa mencapai 20 juta wisatawan secara nasional," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Jumat (26/4/2019).
BACA JUGA
Menurut Didin, Yogyakarta sebenarnya memiliki potensi yang besar guna menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Namun sayangnya, selama ini masih terhambat oleh terbatasnya kapasitas Bandara Adisucipto.
"Karena Bandara Jogja (Adisucipto) yang sekarang sudah tidak memadai lagi. Dan juga sudah ada maskapai yang sudah komitmen terbang langsung ke situ (Bandara Internasional Yogyakarta). Ini paling tidak akan membantu minat kunjungan wisata ke Yogyakarta dan Jawa Tengah," kata dia.
Sementara terkait dengan jarak bandara ke pusat kota Yogyakarta maupun ke objek wisata lain yang cukup memakan waktu, menurut Didin hal tersebut tidak menjadi masalah.
Ini justru bisa menjadi peluang untuk meningkatkan potensi wisata di sekitar bandara menuju ke objek-objek wisata yang sudah terkenal di Kota Pelajar tersebut.
"Meski agak jauh sedikit, karena dari bandara ke kota atau ke Borobudur agak sedikit jauh tetapi itu merupakan atraksi. Bukan sekadar dia tiba di bandara kemudian langsung ke hotel, tetapi ada perjalanannya yang itu merupakan atraksi," tandas dia.
Advertisement
Airnav Siapkan Navigasi Berbasis Satelit Buat Layani Bandara Baru Yogyakarta
Sebelumnya, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal AirNav Indonesia, telah menyiapkan prosedur pengaturan lalu lintas penerbangan di ruang udara Yogyakarta.
Pengaturan ini untuk rangka mendukung beroperasinya Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau Bandara Baru Yogyakarta.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan, Airnav telah menyiapkan prosedur Performance Based Navigation (PBN), yakni prosedur pengaturan navigasi penerbangan dengan menggunakan teknologi berbasis satelit.
Menurutnya, ruang udara Yogyakarta cukup padat, pergerakan pesawat udara dalam satu hari bisa sekitar 280 sampai dengan 300 pergerakan take-off dan landing terdiri dari 170 regular flightdan sisanya training.
Saat Bandara NYIA beroperasi, Bandara Adi Sutjipto tetap akan beroperasi untuk slot penerbangan militer dan training.
"Jadi cukup kompleks pengaturan ruang udaranya. Tetapi kami sudah siap sehingga penggunaan ruang udara Yogyakarta dapat dikelola dengan baik,” ungkap Novie, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 22 April 2019.
Untuk tahap awal, NYIA akan melayani penerbangan internasional, sedangkan penerbangan domestik masih menggunakan Bandara Adi Sutjipto.
Novie menuturkan, AirNav Indonesia akan memberikan layanan aerodrome control (ADC) untuk pesawat udara yang take-off dan landing di NYIA melalui Menara Pemandu Lalu Lintas Penerbangan NYIA.
Sedangkan untuk pesawat udara di ruang udara Yogyakarta dengan ketinggian 4.000 sampai dengan 24.500 kaki akan dilayani oleh unit approach control (APP) yang bertempat di Bandara Adi Sutjipto yang telah dilengkapi dengan Radar Surveillance dengan coverage hingga radius 183 nautical miles.
“Tower ATC baru dengan peralatan navigasi penerbangan termasuk desk control, radio, AFTN dan VSAT sudah diuji coba dan siap beroperasi. Bahkan untuk fasilitas dan SOP/MOS (standard operation procedure/manual of standard) kami telah mendapatkan sertifikasi CASR (civil aviation safety regulation) 171 & 172 dari Kementerian Perhubungan. Untuk pelayanan informasi cuaca, BMKG siap mendukung kami dengan AWS (Automatic Weather Station),” terang Novie.