Lewat UMKM Layak, Jamkrindo Permudah Pengusaha Kecil Dapat Modal

Saat ini, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sering mendapat kendala untuk mengakses permodalan.

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Apr 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2019, 19:00 WIB
Pameran Karya Kreatif Indonesia 2018 di JCC Senayan
Produk-produk UMKM dari kain tradisional dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Center, Jumat (20/7). Pameran ini menghadirkan kerajinan tradisional dari seluruh pengrajin UMKM binaan Bank Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sering mendapat kendala untuk mengakses permodalan. Padahal, modal berperan besar dalam pengembangan bisnis.

Guna meningkatkan akses permodalan, Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) telah meluncurkan aplikasi dan situs web marketplace guarantee bernama UMKM Layak. Platform ini bertujuan mempermudah UMKM mendapatkan modal dari lembaga keuangan mitra Jamkrindo.

"Banyak penyaluran kredit yang salah sasaran, oleh karenanya kami sekarang berinovasi melakukan kolaborasi penjaminan tidak langsung dan penjaminan langsung dengan UMKM Layak," ujar Amin Mas'udi, Direktur Bisnis Penjaminan Jamkrindo di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Pemilik usaha mikro, kecil dan menengah bisa memanfaatkan UMKM Layak yang dapat diakses melalui laman umkmlayak.co.id hanya dengan mendaftarkan diri dan data usaha di situs web.

Setelah itu, Jamkrindo akan melakukan penilaian dengan mengintegrasikan metodologi Jamkrindo Scoring (Jscore), psikometrik, lembaga pengelola informasi perkreditan (LPIP) dan data NIK. Setelah dinilai layak, Jamkrindo akan memberikan jaminan dan mengirim data UMKM ke lembaga perbankan.

Keuntungannya, pemilik UMKM memiliki nilai tawar yang lebih tinggi. Sementara bagi pihak perbankan, platform ini dapat menjadi referensi untuk menemukan calon debitur kredit yang memang layak diberi modal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kredit Bermasalah UMKM Naik pada Januari 2019

Berburu Produk Unggulan di Trade Expo Indonesia 2018
Pengunjung melihat booth UMKM Kerajinan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Trade Expo Indonesia 2018, ICE BSD, Kamis (25/10). Sebanyak 8 UMKM kerajinan mitra YDBA mengikuti pameran yang berlangsung pada 24 - 28 Oktober 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meningkat pada awal 2019.

Pada Januari 2019, angka NPL di sektor ini sebesar 3,79 persen, atau naik jika dibandingkan Desember 2018 yang saat itu sebesar 3,44 persen.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial, Ita Rulina mengatakan, kenaikan NPL UMKM ini diikuti dengan peningkatan kredit di sektor tersebut. 

Salah satunya peningkatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pertumbuhan kredit UMKM ini ditopang oleh penyaluran KUR di Januari 2019 yang tercatat sebesar Rp 9,67 triliun dengan total debitur 354.448 (6,95 persen dari target 2019).

"Penyaluran KUR sampai Januari 2019 itu Rp9,67 triliun dengan risiko (kredit) yang sedikit meningkat," ujar dia dalam Pelatihan Wartawan Ekonomi dan Moneter di Yogyakarta, pada Sabtu 23 Maret 2019.

Perlu diketahui, total penyaluran KUR tersebut paling besar dikontribusi oleh BRI yang mencapai Rp 6,51 triliun dengan total debitur 313.827. Kemudian disusul oleh Bank Mandiri yang telah menyalurkan Rp 1,30 triliun dengan debitur 16.386.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya