Batam Berpotensi Jadi Kota Dirgantara

Mewujudkan Batam sebagai pusat industri dirgantara bukan hal tak mungkin.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 30 Apr 2019, 13:39 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2019, 13:39 WIB
BJ Habibie
BJ Habibie (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia ke-3 BJ Habibie mengatakan bahwa Kota Batam bisa menjadi pusat industri pesawat terbang. Menurut Habibie, Batam bisa menjadi pusat dirgantara yang akan menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia lewat udara.

"Saya sudah putuskan, industri dirgantara akan berpusat di Batam, " Kata Habibie seperti ditulis pada Selasa (30/4/2019).

Ia menjelaskan, potensi Batam menjadi pusat industri dirgantara sangat lebar karena kota ini sangat strategis berdekatan dengan Singapura dan Malaysia.

Mewujudkan Batam sebagai pusat industri dirgantara bukan hal tak mungkin, jika ada dukungan prasarana dan situasi ekonomi yang baik. "Termasuk transparan dan melaksanakan dengan tulus," kata dia.

Habibie juga membeberkan, dari 100 persen perusahaan pembuatan pesawat terbang, hanya 40 persen yang dibuat perusahaan kita sendiri. "Selebihnya hanya founder company," ujar Habibie.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Modernisasi Pelabuhan Batam, Pelindo I Siapkan Dana Rp 1,2 Triliun

Pelabuhan Batu Ampar, Batam.
Pelabuhan Batu Ampar, Batam.

Mahalnya biaya logistik di pelabuhan Batam menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah. Jika dibandingkan dengan Singapura, biaya logistik di Pelabuhan Batuamapar Batam Kepulauan Riau jauh lebih mahal. 

Oleh karena itu, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla (JK) pun menggelar rapat khusus bersama Dewan Kawasan (DK) Batam dan juga Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana di Batam pada Selasa kemarin. Hasil dari rapat tersebut, Pelindo I dengan BP Batam akan melakukan pengembang dan moderenisasi Pelabuhan Batu Ampar.

Untuk itu, Pelindo I rencananya akan menanamkan investasi senilai Rp 1,2 triliun untuk pengembangan Pelabuhan Batuamapar. 

Bambang Eka Cahyana mengatakan, investasi itu untuk membeli peralatan dan perlengkapan demi efesiensi bongkar muat di pelabuhan yang berseberangan dengan Singapura itu.

Investasi dibagi dalam dua fase, jangka pendek dan jangka menengah. "Total investasi jangka pendek Rp200 miliar dan jangka menengah Rp 1 triliun," kata Bambang, seperti ditulis pada Rabu (3/4/2019).

Untuk jangka pendek, Pelindo I akan membeli antara lain 3 unit harbour mobile crane dan 12 terminal tractor. Peralatan dan perlengkapan itu diharapkan sudah tiba di Batam dalam beberapa hari ke depan.

Ia optimistis, dengan pengadaan alat-alat itu, maka produktifitas di pelabuhan akan meningkat dalam satu bulan terakhir. Untuk jangka menengah, Pelindo I akan mendatangkan container crane yang dapat mengakomodir bongkar muat kapal besar.

Bambang menyatakan dengan peralatan-peralatan tersebut, biaya logistik bisa turun. "Pelabuhan Batam bisa jadi modern, karena sekarang masih pakai 'crane' darat" kata dia.

Biaya Logistik

Di tempat yang sama, Kepala BP Kawasan Batam, Edy Putra Irawady mengakui biaya logistik di Pelabuhan Batuampar relatif tinggi.

Saat ini, Pelabuhan Batuampar masih menggunakan "crane" dengan kapasitas kecil, sehingga pengerjaan bongkar muat menjadi lama.

"Sekarang dalam 1 jam, 5 box kargo. Kalau pakai 'crane harbour mobile crane', dalam 1 jam bisa 45 box kargo, sehingga kapal tak perlu nginap," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya