Ada Sistem Satu Arah, Pemerintah Jamin Tak Ada Macet di Jalan Tol

Kebijakan satu arah ini menjadi pembeda jika dibandingkan mudik-mudik sebelumnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Mei 2019, 08:20 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2019, 08:20 WIB
Tarif Tol
Ilustrasi jalan tol. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan memberlakukan kebijakan satu arah di jalan tol pada saat arus mudik lebaran nanti. Sistem satu arah ini akan diberlakukan untuk arus mudik mulai dari KM 29 Cikarang Utama sampai dengan KM 262 di Brebes Barat.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengklaim kebijakan satu arah ini menjadi pembeda jika dibandingkan mudik-mudik sebelumnya. Adanya kebijakan ini mampu meningkatkan kenyamanan para pemudik mengingat jalan tol akan lebih lancar.

"Adanya kebijakan ini, perkiraan saya antara dua tiga hari ibarat banjir sudah terkuras. Pemudik pasti akan memanfaatkan momentuitu untuk segera mudik daripada kena macet," kata Budi kepada Liputan6.com, Selasa (14/5/2019).

Tidak hanya itu, kenyamanan pemudik juga akan meningkat mengingat seluruh rest area baik di sisi kiri dan kanan bisa digunakan pemudik. Dengan demikian rest area tidak akan sepadat tahun-tahun sebelumnya.

Hanya saja, Budi berpesan kepada para pemudik untuk lebih bijak dalam menggunakan jalan tol  satu arah ini.

"Jangan sampai masyarakat uforia, mentang-mentang lancar lalu melaju dengan kecepatan tingi, kalau terjadi kecelakaan jadi macet lagi. One way kan kebijakan yang kita harapkan kerjasama dari masyarakat juga sehingga kebijakan ini sukses," tambah Budi.

Untuk mengantisipasi peningkatan volume kendaraan di jalan arteri, Budi mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian di beberapa kota untuk menambah personilnya.

Budi memperkirakan, kemacetan bukan terjadi di jalan tol saat mudik, melainkan di jalan arteri khususnya di kota Karawang, Bekasi dan sebagian wilayah Jakarta.

"Karena jalan arteri di beberapa lokasi itu kondisinya kurang baik dan juga banyak aktifitas masyarakat," tambah Budi.

2 Ruas Tol Jasa Marga Bakal Terkena Sistem Satu Arah Saat Mudik

Volume Kendaraan Libur Akhir Tahun Meningkat 30 Persen
Padat merayap kendaraan di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/12). Menghadapi libur panjang akhir tahun diperkirakan volume kendaraan meningkat hingga 30 persen. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Demi mengurai kepadatan lalu lintas, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan menerapkan sistem satu arah atau one way di Jalan Tol Trans Jawa, yakni dari Km 29 Cikarang Utama hingga Km 262 Brebes Barat.

Jalur sepanjang itu dikelola oleh beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), termasuk PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Desi Arryani mengatakan, akan ada dua ruas tol milik perseroan yang juga bakal terkena sistem one way pada saat mudik Lebaran nanti.

"Ada dua, Jakarta-Cikampek sama Palimanan-Kanci. Cuman kita koordinir teman-teman (BUJT yang lain) untuk di sisi operasinya," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Tunnel Walini, Kabupaten Bandung Barat, seperti ditulis Rabu (15/5/2019).

Seperti diketahui, penerapan sistem satu arah ini total berlaku selama tujuh hari. Dengan pembagian, empat hari pada saat arus mudik dan tiga hari pada arus balik Lebaran.

Secara waktu, sistem ini akan mulai berlaku pada pukul 6 pagi sejak hari pertama dan terus berlaku selama 24 jam dalam tujuh hari selanjutnya.

Menanggapi kebijakan tersebut, Desi mengatakan pihak BUJT sepenuhnya mendukung keputusan itu. "Kebijakan pemerintah kita ikut dong," serunya.

"Pokoknya kita support sepenuhnya. Teknikalnya sangat detil kita support. Tapi statement resminya nanti dari pak Menhub (Budi Karya Sumadi) dan Kakorlantas (Refdi Andri)," dia menandaskan.

 

Sistem Satu Arah Dinilai Efektif di Tol Trans Jawa, Ini Alasannya

Sebelumnya, saat arus mudik menerapkan sistem satu arah atau one way di jalan tol Trans Jawa. Dengan strategi ini, diyakini dapat mengurai kemacetan yang biasanya terjadi di ruas jalan bebas hambatan tersebut.

Seperti dijelaskan Pemerhati Masalah Transportasi, Budiyanto, kemacetan merupakan salah satu permasalahan lalu lintas yang sampai sekarang belum terselesaikan dengan baik.

"Banyak variabel yang melatarbelakangi mengapa masalah kemacetan lalu lintas seakan-akan menjadi pemandangan sehari-hari yang menjengkelkan, menjenuhkan, dan dapat menimbulkan frustasi dan stress karena capai dan lelah," jelas Budiyanto kepada Liputan6.com, melalu pesan elektronik, Senin, 13 Mei 2019.

Sementara itu, berbicara soal libur lebaran maka tidak terlepas dari kegiatan mudik ke kampung halaman. Hal ini, bisa menjadi momentum yang bagus bagi para pemangku kepentingan yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan, untuk menunjukkan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat dalam melakukan upaya menciptakan situasi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas yang dinamis dan kondusif, sehingga masyarakat yang mudik terlayani dengan baik.

Diutarakan lebih jauh, jika melihat data Kemenhub, masyarakat yang akan mudik di seluruh wilayah Jabodetabek, kurang lebih 14,6 juta orang. Dengan tujuan paling banyak Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

"Saya kira yang paling efektif dengan cara pengaturan lalu lintas One way ( sistem satu arah ) dengan melihat situasi dan kondisi di lapangan. Sistem ini, merupakan pola manajemen yang dilakukan dengan cara mengubah jalan dua arah, menjadi satu arah dalam rangka untuk meningkatkan keselamatan ,kelancaran lalu lintas yang dapat dilakukan dengan cepat dan biaya murah," tegas Budiyanto.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya