Wall Street Tumbang Gara-Gara Sanksi AS ke Huawei Pukul Saham Teknologi

Wall Street tumbang karena sanksi sepihak pemerintah AS ke Huawei membebani sektor teknologi.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 21 Mei 2019, 05:10 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2019, 05:10 WIB
Wall Street tumbang karena sanksi sepihak pemerintah AS ke Huawei membebani sektor teknologi.
Wall Street tumbang karena sanksi sepihak pemerintah AS ke Huawei membebani sektor teknologi.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street turun pada hari Senin (Selasa pagi WIB) karena sanksi sepihak pemerintah AS ke produsen peralatan telekomunikasi asal China, Huawei Technologies Co Ltd membebani sektor teknologi. Langkah yang diambil Gedung Putih ini dikhawatirkan bakal semakin mengobarkan ketegangan perdagangan antara AS-China.

Dilansir dari Reuters, Selasa (21/5/2019), indeks Dow Jones turun 84,1 poin, atau 0,33 persen menjadi 25.679,9, indeks S&P 500 terkikis 19,3 poin, atau 0,67 persen menjadi 2.840,23, dan indeks Nasdaq Composite turun 113,91 poin atau 1,46 persen menjadi 7.702,38.

Sejak Donald Trump menambahkan Huawei ke daftar hitam perdagangan pekan lalu, beberapa perusahaan AS telah menangguhkan bisnis dengan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia tersebut. Alphabet Inc, induk usaha Google secara resmi menghentikan akses Huawei ke aplikasi dan layanan eksklusifnya.

Produsen komponen ponsel Lumentum Holdings Inc juga mengumumkan telah menghentikan pengiriman ke Huawei. Intel, Qualcomm dan Broadcom juga dikabarkan mengambil langkah serupa.

Saham teknologi S&P 500 turun 1,75 persen, penurunan persentase terbesar di antara 11 sektor utama indeks acuan. Philadelphia Semiconductor Index, yang meliputi pemasok Huawei Qualcomm, Broadcom dan Micron Technology Inc, jatuh 4 persen untuk mencapai level terendah dalam lebih dari dua bulan.

Saham Apple Inc merosot 3,1 persen, membuatnya menjadi hambatan terbesar di indeks utama Wall Street. Saham pembuat iPhone juga ditekan setelah HSBC memperingatkan bahwa harga yang lebih tinggi untuk produk-produk perusahaan setelah kenaikan tarif terbaru dapat memiliki "konsekuensi mengerikan" pada permintaan.

"Risiko politik sekarang telah menjadi risiko bisnis," kata Chad Morganlander, Manajer Portofolio Senior di Washington Crossing Advisors di Florham Park, New Jersey. "Ini bisa memengaruhi ekspektasi penghasilan yang bermakna bagi banyak perusahaan teknologi besar."

Setelah menyentuh rekor tertinggi pada awal Mei, indeks utama Wall Street telah menyerah pada tekanan jual seiring meningkatnya kekhawatiran tentang perang perdagangan AS-China yang berkepanjangan. Indeks S&P 500 berada di jalur untuk mencatat penurunan bulanan terburuk sejak aksi jual Desember, diperdagangkan hampir 4 persen di bawah tertinggi sepanjang masa.

"Semakin jauh perang dagang berlangsung, semakin banyak eskalasi terus terjadi," kata Matt Watson, Manajer Portofolio di James Investment Research di Alpha, Ohio. "Kami tidak akan masuk dan mencoba melakukan banyak pembelian pada saat ini."

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya