Kelebihan Produksi, Pasokan Semen Nasional Cukup hingga 6 Tahun

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berharap agar pemerintah tidak lagi mengeluarkan izin pembangunan pabrik semen baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2019, 13:15 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2019, 13:15 WIB
indocement-130514b.jpg
Gedung Indocement

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berharap agar pemerintah tidak lagi mengeluarkan izin pembangunan pabrik semen baru. Harapan tersebut mengingat sampai saat ini pasokan semen domestik sangat berlebih.

"Kami tetap berpendapat sampai 5 tahun mendatang tidak butuh pabrik baru. Saat ini lebih dari cukup," kata kata Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya saat ditemui, di Wisma Indocement, Jakarta, Selasa (21/5).

Kelebihan pasokan di industri semen nasional mencapai 43 juta ton. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan semen domestik bahkan hingga 6 tahun ke depan.

"Kita kelebihan 43 juta ton. Kalau kenaikan 5 persen cuma 3,5 juta ton per tahun, kalau kenaikan 10 persen, sekitar 7 juta ton. Kalau 43 juta ton dibagi 7 juta ton masih 6 tahun belum habis-habis," ujar dia.

"Makanya saya berpikir, supaya Pemerintah bisa mempertimbangkan untuk tidak mengeluarkan izin baru," imbuhnya.

Dengan demikian, industri semen dapat lebih sehat. Sebab jika pabrik semen bertambah, maka bisa saja mengganggu iklim bisnis semen.

"Kalau tidak pabrikan yang lama ini bisa nggak pulang modal dan mereka bisa menyusahkan bank-bank karena dia pinjam uang. Supaya Industri sehat. Kalau tidak, tidak sehat industrinya. Nanti bank-bank akan mendapatkan non performing loan karena dari industri semen yang nggak bisa bayar balik (pinjaman)," kata dia.

"Kita juga kan sekarang nggak bisa untung besar-besaran. Kita untung yang bisa untuk membalikkan modal lah, biaya modal yang cukup tinggi," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Semen Indonesia Raup Pendapatan Rp 30,68 Triliun pada 2018

Holding​ ​BUMN,​ ​Membangun​ ​Kemandirian​ ​Ekonomi​ ​Nasional
Sejak 1909 hingga 1974, pasar semen Indonesia 100 persen dikuasai Semen Padang, SemenGresik, dan Semen Tonasa

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) merilis kinerja keuangan positif pada 2018. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba dan pendapatan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu (3/4/2019), PT Semen Indonesia Tbk catatkan laba bersih tahun berjalan melonjak 87,01 persen pada 2018.

Perseroan meraup laba bersih tahun berjalan Rp 3,08 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.

Kenaikan laba bersih itu ditopang pendapatan tumbuh 10,33 persen dari Rp 27,81 triliun pada 2017 menjadi Rp 30,68 triliun pada 2018. 

Beban pokok pendapatan naik 7,57 persen menjadi Rp 21,35 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,85 triliun.

Perseroan mencatatkan beban penjualan turun menjadi Rp 2,23 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,41 triliun. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 2,32 triliun pada 2018.

Sementara itu, perseroan mencatatkan kenaikan beban keuangan menjadi Rp 959,25 miliar pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 756,44 miliar. Perseroan juga meraup laba dari entitas asosiasi sebesar Rp 1,6 miliar pada 2018 dari sebelumnya rugi Rp 9,63 miliar.

Dengan melihat kinerja tersebut mendorong laba per saham dasar naik 90,11 persen menjadi Rp 519 pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 273.

Total liabilitas perseroan merosot menjadi Rp 18,41 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,02 triliun.

Aset PT Semen Indonesia Tbk naik menjadi Rp 51,55 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,06 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 5,24 triliun pada 2018.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya